Main Cast:
-Kim Sunggyu as Kim Sungkyu
-Lee Howon/Hoya as Lee Howon
-You(?) as Heo Jae In :D
Other Cast:
-Kim Myungsoo/L as Kim Myungsoo
-Marcella (temenku :D) as Han Seul
-Nam Woohyun as Nam Woohyun
-Nam Minkyung (bukan siapa-siapa :P) as Nam Minkyung
Disclaimer: I dont own Infinite member, the story character and plot is own and made originally by me. I dont own the pictures, I just edited it.
Disclaimer: I dont own Infinite member, the story character and plot is own and made originally by me. I dont own the pictures, I just edited it.
Happy reading~ ^.^
Sungkyu
segera merogoh kantongnya untuk mencari ponselnya, ia menekan tombol-tombol di
ponselnya secepat kilat. “ha.. halo.. tolong.. ada yang pingsan.. tolong segera
datang” Sungkyu segera menutup ponselnya dan menepuk-nepuk Minkyung. “nuna..
kau akan baik-baik saja kan? Kenapa kau tidak bilang daritadi kalau kau alergi
bunga?!!” Sungkyu menggendong Minkyung keluar dari gedung sekolah.
Ia
mengetuk-ngetuk kakinya di jalan di depan pintu gerbang sekolah, sunggyu
melongokkan mukanya dengan gelisah, menunggu ambulans datang dan tidak lama
ambulans akhirnya datang, sunggyu berjalan mendekati ambulans sambil menidurkan
Minkyung di ranjang ambulans lalu masuk ke dalam ambulans.
“ha..
hallo? Woohyun-ahh~” sahut Sungkyu ketika telepon tersambung ke Woohyun.
“nee..
awda awpa?” jawab Woohyun dengan susah payah karena ia sedang makan dengan
pacarnya sekarang ini.
“Minkyung
nuna pingsan karena alergi bunga, Woohyun.. cepat kesini”
“ahh
tapi..” Woohyun melirik pacarnya yang sudah memasang wajah ada-apanya itu.
“okelahh..
tapi dimana?”
“di
rumah sakit dekat sekolah Minkyung nuna.. kamar 202” balas orang di seberang
sana.
“aku
akan tiba disana dalam dua puluh menit” Woohyun menutup ponselnya lalu menatap
pacarnya dengan wajah penuh maaf.
“maafkan
aku, Jaerin.. aku harus pergi.. kakakku masuk rumah sakit” Woohyun terlihat
tidak tega meninggalkan pacarnya sendirian.
“aku
sangat menyesal.. kita bisa pergi makan lagi besok.. kau mau?” dengan senyum
terkembang, pacar Woohyun menganggukkan kepalanya membuat Woohyun tersenyum.
“terima
kasih” Woohyun akhirnya beranjak dari kursinya. “aku pergi dulu yah?” Woohyun
tersenyum sekali lagi lalu berjalan ke meja kasir, membayar makan mereka lalu
pergi.
Woohyun
langsung menyambar helm diatas motornya lalu naik ke motornya, melajukan
motornya dengan secepat mungkin tapi tetap berhati-hati. Setelah menempuh
perjalanan sekitar 15 menit, ia telah memarkirkan motornya dan langsung berlari
menuju gedung rumah sakit.
“bagaimana
keadaan nuna? Apakah parah?” Tanya Woohyun cemas saat bertemu dengan Sunggyu di
depan kamar nuna-nya. “Woohyun-ahh~ apakah kau tidak tahu nuna alergi bunga?
tadi waktu aku memberinya bunga, dia jadi sesak nafas lalu jatuh pingsan karena
tidak bisa bernafas dengan normal..” “aku tidak tahu.. jadi bagaimana
keadaannya sekarang?” “sekarang keadaannya sudah normal” jawab Sunggyu. “lalu
kenapa kau diam disini?” “ada ibumu di dalam” “benarkah?” Woohyun langsung
membuka pintu kamar nuna-nya itu dan melihat ibunya disana. Air matanya
perlahan terjatuh, ia sangat merindukan ibunya, bagaimana tidak, ia hampir
tidak pernah melihat orangtuanya pulang, semua uang untuk membiayai hidupnya
dikirim ke rekening kakaknya. Woohyun langsung memeluk ibunya. Pintu kamar
rumah sakit masih terbuka dan Sungkyu berdiri di depannya, melihat Woohyun yang
sedang memeluk ibunya, air mata Sungkyu ikut terjatuh, akhirnya air mata yang
ditahannya sejak di sekolah itupun turun dengan deras, ia lebih merindukan
ibunya daripada Woohyun merindukan ibunya sendiri. “Omm…mma~” panggil Sungkyu
sambil terduduk di lantai.
õõõõ
“OMMAA”
teriak Sungkyu sambil terduduk di ranjangnya. Ia mengelap keringat di keningnya
dengan punggung tangannya. ‘kenapa belakangan ini aku terus memimpikan masa
laluku?’ pikir Sungkyu, ia menatap jam di sebelah ranjangnya. ‘sudah jam 6’
gumam Sungkyu sambil menguap lalu beranjak dari tempat tidurnya.
“Woohyunie~”
teriak Sungkyu. “wae?” Woohyun muncul dari balik dapur. Seperti biasa, sambil
meminum susunya. Ia hampir saja tersedak saat melihat temannya sudah berpakaian
rapi. “uwaa!! Ada angin apa kau sudah rapi pagi-pagi begini?” Woohyun
menghampirinya. Bahkan dirinya masih menggunakan baju training yang
dikenakannya untuk olahraga pagi. “sebaiknya kau cepat mandi.. kau bau” dorong
Sungkyu saat Woohyun mendekatinya. “baiklah.. tunggu disini!! Jangan tidur lagi
yah” Woohyun meraih handuknya. “tidak akan!!”
Sungkyu
keluar dari kantornya sambil meregangkan ototnya yang kaku karena duduk terus
sedari tadi.
“woohyunie~
ayo pergi makan” Sungkyu menghampiri Woohyun yang sedang sibuk mengecek list
persediaan tepung dan lain-lain. “ayoo..” Woohyun menaruh bukunya diatas rak
lalu mengikuti Sungkyu. Sungkyu tersenyum melihat toko yang mulai ramai karena
jam makan siang. Saat sedang melihat-lihat, Sungkyu mengenali seseorang, senyumnya
semakin lebar sewaktu ia menghampirinya. Woohyun yang bingung temannya berjalan
kearah lain dari pintu keluar akhirnya menoleh dan melihat sosok itu juga,
sosok yang familiar baginya dengan ragu-ragu ia mendekati gadis itu.
“Heo
Jae In sshi” “Heo Jae Rin~” sapa Sungkyu dan Woohyun bersamaan. Jae In dan Jae
Rin saling bertatapan, Sungkyu dan Woohyun juga. “ehh kau mengenalnya?” Tanya
Woohyun gelagagapan sambil menunjuk Jae Rin. “anii… aku mengenalnya” tunjuk
Sungkyu ke Jae In. “kau datang lagi..” ucap Sungkyu menujukannya pada Jae In.
“ini gara-gara onnie~ dia mengajakku makan dan tiba-tiba kami sudah sampai
disini, katanya ia mencari seseorang” balas Jae In yang diikuti oleh pukulan
dari Jae Rin, meskipun begitu Sungkyu tetap senang dan tersenyum, berbeda
dengan Woohyun yang sepertinya terlihat sedih. “kau datang mencariku?” tanya
Woohyun ragu, “tidak..” Jae Rin membuang muka lalu menatap Sungkyu “aku
mencarinya” tangannya terarah ke Sungkyu. “mencariku?” “kau.. aku suka padamu”
Sungkyu kebingungan, ia sama sekali tidak mengenalnya dan belum pernah bertemu
dengannya tapi… Jae In melihat onnie-nya dengan pandangan tidak percaya. “kau
saling mengenal?” Tanya Jae In kaget. “dia pernah kencan sehari denganku” jawab
Jae Rin acuh tak acuh. ‘benarkah?’ Tanya Sungkyu dalam hati. Jae In merasa
lega, entah mengapa. Sedangkan, tidak ada yang sadar kalau Woohyun sudah
menundukkan wajahnya, sedih. Mengingat masa lalunya dengan Jae Rin, tapi kenapa
Jae Rin membuatnya menjadi seperti orang jahat?! ‘ Jaerin-ahh~ yang
menghancurkan hubungan ini kan kau.. kau yang meninggalkanku’ batin Woohyun.
“Jae
In” Howon yang baru datang tiba-tiba langsung menghampiri mereka berempat lalu
menarik tangan Jae In. “apa-apaan ini?” Sungkyu menarik tangan Howon,
melepaskannya dari tangan Jae In. “kapan dia datang?!” Tanya Sungkyu lebih
kepada dirinya sendiri. “ini adalah sebuah kebetulan yang sangat kebetulan” Jae
In terlihat bingung melihat semuanya berkumpul disini. “Heo Jae In~ kau terus
menghindariku.. akhirnya aku menemukanmu juga” Sungkyu menatap mereka berdua
tidak percaya.
Dalam
hati Jae In sebenarnya ia sudah berbunga-bunga tapi ia menyembunyikannya “aku
tidak menghindari sunbae.. jangan mencariku lagi, nanti Homin salah paham”
Sungkyu mengangguk-angguk senang. “apa maksudmu? Dia mengerti kok kalau kita
hanya sebatas sunbae dan hobae” tiba-tiba suasana hati Jae In jadi buruk “ada
apa sunbae mencariku?” “sebentar lagi kan ulangtahunku.. aku akan mengadakan
pesta, kau datang kan?” Tanya Howon ragu. “aku datang” jawab Jae In setengah
hati. “kalau Jae In ikut, aku ikut” tambah Sungkyu. “apaa? Kau ikut?” Howon shock mendengar perkataan Sungkyu. “nee…
kenapa?” “yahh terserah apa maumulah~ nanti tempat pestanya akan kukirim ke
rumahmu, Jae in.. sudah dulu, aku ada kelas” Howon langsung meninggalkan mereka
semua.
Howon
berdiri disamping pintu kaca toko bakery, memegang dadanya yang berdetak tidak
karuan itu. “ahh ani… tidak mungkin” Howon menggeleng-gelengkan kepalanya lalu
lanjut berjalan.
Besok
adalah hari dimana pesta Howon diadakan, tapi Jae In masih belum menemukan
dress yang akan dipakainya hari itu. “onnie~ tidak bisakah kau menemaniku
memilih baju? Kau kan tahu, aku tidak bisa memilih bajuku sendiri” sahut Jae In
pada handphonenya yang sedang tersambung dengan onnie-nya itu. “onnie tidak
bisa.. onnie ada wawancara kerja hari ini.. kau minta pada Seul, ne?” balas
onnie-nya diseberang sana. “ahhh~ onnniieee~” Jae In merengek seperti anak
kecil tapi setelah itu ia menambahkan “arasseo16~ semoga beruntung!”
“nee..” balas onnie-nya singkat lalu sambungan pun terputus. Jae In mengetik
sebuah sms untuk Seul.
‘Seul~
bisa temani aku memilih dress sekarang?’ Jae In mengirim sms itu namun dalam
hatinya ia tahu Seul pasti tidak bisa tapi ia masih berharap.
Balasan
dari Seul datang dengan sangat cepat ‘mian Jae In-ahh~ aku sudah ada janji
dengan Myungsoo’ ‘benar saja kan’ ucap Jae In dalam hati sambil menghela nafas.
‘yasudah.. tidak apa-apa, have fun!’ balas Jae In. Ia menyeruput Ice Green
Tea-nya sambil memandangi handphonenya.
‘apa
tidak ada yang bisa kuajak pergi lagi?!’ pikirnya dalam hati sambil melihat
contact list handphonenya dan ia berhenti meng-scroll halamannya ketika ia
melihat tulisan ‘Sunggyu sshi (jasa kencan sehari)’ ‘hmm… apa aku minta jasanya
saja yah?’ pikir Jae In lagi, dan akhirnya ia menekan tombol hijau. Jantung Jae
In berdegup kencang entah kenapa, nada sambung masih berbunyi sampai kira-kira
5 detik sebelum telepon mati akhirnya telepon tersambung “yeoboseyo17”
sahut Sungkyu. “yeoboseyo.. Sungkyu sshi?” Tanya Jae In ragu. “nee.. ini
siapa?” Tanya balik Sungkyu. “emm…” Jae In menarik nafas dalam, jantungnya
berdegup kencang “ini Jae In..”
“ahh~
ada apa?” Tanya Sungkyu sambil tersenyum, ia seperti sudah akan meledak karena
terlalu senang. “emm.. itu.. hari ini kau sibuk?” Sungkyu semakin senang
mendengarnya. “emm.. ya, memang ada apa?” “ahh~ tidak jadi deh kalau kau sibuk”
Sungkyu memukul jidatnya pelan, menyesal?! “ahh tidak apa-apa, aku bisa
meluangkan waktuku” “emm.. aku ingin meminta jasamu..” Sungkyu kini tertawa
tanpa suara. “jasa apa?” Tanya Sungkyu pura-pura tidak tahu. “jasa itu..”
“kencan sehari” sambung Jae In dengan suara mengecil, karena tidak tega Sungkyu
langsung menjawab “ahh~ bisa.. hari ini?” Tanya Sungkyu lagi. “nee… kau datang
saja ke Woolim Department Store, aku sedang ada di café Paradise” “ahh nee… aku
akan tiba dalam 20 menit” balas Sungkyu sambil menutup sambungan handphonenya
dan segera beranjak dari kantornya. “Woohyun~ aku dipanggil untuk jasa kencan”
Sungkyu menghampiri Woohyun sambil menepuk pundaknya “ahh nee? Yasudah sana
pergi” usir Woohyun tidak peduli. “Nanti kalau sudah tutup kau pulang saja,
tidak perlu menungguku” “nee!!” jawab Woohyun singkat.
Jae
In menyeruput Ice Green Tea-nya lagi sambil membaca majalah yang sedari tadi
hanya dibolak-balik olehnya. ‘slurrpppp~’ Jae In mengalihkan pandangannya ke
minumannya. ‘habis’ gumam Jae In. “ahh~” sontak Jae In terlonjak kaget karena
ia merasakan sesuatu yang dingin menempel dipipinya. Sungkyu menempelkan Iced
Americano miliknya ke pipi Jae In sambil tersenyum lebar. “ahh!! Kupikir apaan”
Jae In memegang pipinya yang basah. “maaf lama..” kata Sungkyu sambil meminum
Iced Americano miliknya. Suasana benar-benar hening, Jae In sesekali berdeham
sampai akhirnya Sungkyu buka suara “kau kenapa meminta jasaku?” “emm.. itu..
besok kan pesta ulang tahun sunbae..” “ahh iya…” angguk Sungkyu baru ingat.
“aku tidak ada yang menemani mencari dress jadi aku minta jasamu” cengir Jae
In. Ia mengira akan melihat muka kaget dimuka Sungkyu tapi ternyata tidak. “kau
tidak apa-apa menemaniku memilih dress?” Tanya Jae In tidak yakin. “kenapa
tidak?” Tanya Sungkyu datar. “aku juga belum dapat jas.. cari bareng saja”
jawab Sungkyu santai sambil menghabiskan minumannya. “ayoo..” Sungkyu berdiri
dari sofanya lalu mereka berdua berjalan keluar café.
Jae In mengamati dress-dress yang
terpampang dihadapannya “hmm.. bagaimana dengan yang ini” Jae In menarik keluar
short black dress. Sungkyu mengamati, ia sepertinya sedang membayangkan lalu ia
menggeleng, Jae In mengikuti lalu mengembalikan dress itu, ia kembali menarik
short dress, kali ini berwarna merah. Jae In menyodorkannya ke Sungkyu lalu
Sungkyu pun mengangguk “coba..” Sungkyu mendorong Jae In masuk ke dalam fitting
room. Selagi Jae In mencoba baju, Sungkyu melihat-lihat jas, ia lalu menarik
sebuah jas hitam, terlihat classic tapi tanpa berpikir lagi, sungkyu langsung
membawa jas itu ditangannya.
Jae
In keluar dari fitting room dengan malu-malu. “bagaimana?” Tanya Jae In ragu.
Tentu saja hati Sungkyu yang lemah itu berdetak sangat kencang, tapi ia tidak
menunjukkannya di wajahnya. “emm.. bagus.. apa kau suka?” Jae In mengangguk.
“tapi apa tidak terlalu terbuka?” ia melihat punggungnya yang sedikit terbuka
pada bagian atasnya. “tidakk.. tidak apa-apa” “ya sudah aku pilih yang ini
saja” Jae In masuk ke dalam fitting room kembali, Sungkyu langsung terduduk di
sofa sambil memegang dadanya. “dia seharusnya tidak memintaku menemaninya
memilih dress” gumam Sungkyu. Tak lama, Jae In keluar dari fitting room sambil
membawa dress-nya.
“aku
sudah dapat.. jadi sekarang kau yang cari jas-mu” Jae In melihat jas ditangan
Sungkyu dan menambahkan “ahh kau sudah dapat?” Tanya Jae In bingung, Sungkyu
hanya menjawab dengan anggukan, keadaannya terlalu canggung. “ayo bayar”
akhirnya Sungkyu berdiri dan berjalan ke meja kasir.
Ketika
mereka sedang membayar baju mereka. Perut Jae In tanpa peringatan tiba-tiba
berbunyi, dan Sungkyu mendengar bunyi itu. Sungkyu tidak berdaya untuk menahan
tawanya. “kau lapar yah?” Tanya Sungkyu sambil tertawa. Jae In benar-benar
malu, ia hanya bisa mengangguk. Sungkyu merangkul bahu Jae In dan berjalan
keluar dari toko. “ayo kita makan! Aku tahu tempat yang enak disini” Jae In
hanya bisa tersenyum pahit kearah Sungkyu. Mereka memasuki restoran bernama
‘The Chase’ dan duduk di salah satu kursi kosong, memesan makanan
masing-masing. Suasana jadi hening tapi Sungkyu akhirnya memecahkan keheningan
itu.
“emm… yang kemarin itu kakakmu?” tanya Sungkyu hati-hati. Jae In hanya mengangguk tapi akhirnya membuka suara “umur kami berbeda 2 tahun” sekarang giliran Sungkyu mengangguk. “aku baru tahu kau punya kakak” sahut Sungkyu yang dibalas senyum tipis dari Jae In. “yang kemarin adikmu?” Tanya Jae In, seorang pelayan datang mengantarkan minuman mereka. “woohyun? Dia temanku..” Jae In mengangguk-angguk mengerti “sepertinya sekarang saatnya aku menceritakannya padamu” “apa?” balas Jae In yang disusul helaan nafas Sungkyu.
To Be Continued...
16 (saya) mengerti
17 hallo (digunakan saat telepon)
lanjutin, lanjutin, lanjuti~ XD
ReplyDelete