Saturday, August 4, 2012

[Fanfiction] Infinite Sunggyu 'My Real Story' chapter 4

Sebelumnya, aku mau minta maaf yahh~ karena updatenya super lama ^^v hehehehee sekarang udah masuk tahun ajaran baru jadi sibuk banyak tugas :'( semoga pada suka yah sama lanjutannya :DD :P



Main Cast:
-Kim Sunggyu as Kim Sungkyu
-Lee Howon/Hoya as Lee Howon
-You(?) as Heo Jae In :D

Other Cast:
-Kim Myungsoo/L as Kim Myungsoo
-Marcella (temenku :D) as Han Seul
-Nam Woohyun as Nam Woohyun
-Nam Minkyung (bukan siapa-siapa :P) as Nam Minkyung

Disclaimer: I dont own Infinite member, the story character and plot is own and made originally by me. I dont own the pictures, I just edited it.

Happy reading~ ^.^


Sungkyu segera merogoh kantongnya untuk mencari ponselnya, ia menekan tombol-tombol di ponselnya secepat kilat. “ha.. halo.. tolong.. ada yang pingsan.. tolong segera datang” Sungkyu segera menutup ponselnya dan menepuk-nepuk Minkyung. “nuna.. kau akan baik-baik saja kan? Kenapa kau tidak bilang daritadi kalau kau alergi bunga?!!” Sungkyu menggendong Minkyung keluar dari gedung sekolah.
Ia mengetuk-ngetuk kakinya di jalan di depan pintu gerbang sekolah, sunggyu melongokkan mukanya dengan gelisah, menunggu ambulans datang dan tidak lama ambulans akhirnya datang, sunggyu berjalan mendekati ambulans sambil menidurkan Minkyung di ranjang ambulans lalu masuk ke dalam ambulans.
“ha.. hallo? Woohyun-ahh~” sahut Sungkyu ketika telepon tersambung ke Woohyun.
“nee.. awda awpa?” jawab Woohyun dengan susah payah karena ia sedang makan dengan pacarnya sekarang ini.
“Minkyung nuna pingsan karena alergi bunga, Woohyun.. cepat kesini”
“ahh tapi..” Woohyun melirik pacarnya yang sudah memasang wajah ada-apanya itu.
“okelahh.. tapi dimana?”
“di rumah sakit dekat sekolah Minkyung nuna.. kamar 202” balas orang di seberang sana.
“aku akan tiba disana dalam dua puluh menit” Woohyun menutup ponselnya lalu menatap pacarnya dengan wajah penuh maaf.
“maafkan aku, Jaerin.. aku harus pergi.. kakakku masuk rumah sakit” Woohyun terlihat tidak tega meninggalkan pacarnya sendirian.
“aku sangat menyesal.. kita bisa pergi makan lagi besok.. kau mau?” dengan senyum terkembang, pacar Woohyun menganggukkan kepalanya membuat Woohyun tersenyum.
“terima kasih” Woohyun akhirnya beranjak dari kursinya. “aku pergi dulu yah?” Woohyun tersenyum sekali lagi lalu berjalan ke meja kasir, membayar makan mereka lalu pergi.
Woohyun langsung menyambar helm diatas motornya lalu naik ke motornya, melajukan motornya dengan secepat mungkin tapi tetap berhati-hati. Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit, ia telah memarkirkan motornya dan langsung berlari menuju gedung rumah sakit.

“bagaimana keadaan nuna? Apakah parah?” Tanya Woohyun cemas saat bertemu dengan Sunggyu di depan kamar nuna-nya. “Woohyun-ahh~ apakah kau tidak tahu nuna alergi bunga? tadi waktu aku memberinya bunga, dia jadi sesak nafas lalu jatuh pingsan karena tidak bisa bernafas dengan normal..” “aku tidak tahu.. jadi bagaimana keadaannya sekarang?” “sekarang keadaannya sudah normal” jawab Sunggyu. “lalu kenapa kau diam disini?” “ada ibumu di dalam” “benarkah?” Woohyun langsung membuka pintu kamar nuna-nya itu dan melihat ibunya disana. Air matanya perlahan terjatuh, ia sangat merindukan ibunya, bagaimana tidak, ia hampir tidak pernah melihat orangtuanya pulang, semua uang untuk membiayai hidupnya dikirim ke rekening kakaknya. Woohyun langsung memeluk ibunya. Pintu kamar rumah sakit masih terbuka dan Sungkyu berdiri di depannya, melihat Woohyun yang sedang memeluk ibunya, air mata Sungkyu ikut terjatuh, akhirnya air mata yang ditahannya sejak di sekolah itupun turun dengan deras, ia lebih merindukan ibunya daripada Woohyun merindukan ibunya sendiri. “Omm…mma~” panggil Sungkyu sambil terduduk di lantai.

õõõõ

“OMMAA” teriak Sungkyu sambil terduduk di ranjangnya. Ia mengelap keringat di keningnya dengan punggung tangannya. ‘kenapa belakangan ini aku terus memimpikan masa laluku?’ pikir Sungkyu, ia menatap jam di sebelah ranjangnya. ‘sudah jam 6’ gumam Sungkyu sambil menguap lalu beranjak dari tempat tidurnya.
“Woohyunie~” teriak Sungkyu. “wae?” Woohyun muncul dari balik dapur. Seperti biasa, sambil meminum susunya. Ia hampir saja tersedak saat melihat temannya sudah berpakaian rapi. “uwaa!! Ada angin apa kau sudah rapi pagi-pagi begini?” Woohyun menghampirinya. Bahkan dirinya masih menggunakan baju training yang dikenakannya untuk olahraga pagi. “sebaiknya kau cepat mandi.. kau bau” dorong Sungkyu saat Woohyun mendekatinya. “baiklah.. tunggu disini!! Jangan tidur lagi yah” Woohyun meraih handuknya. “tidak akan!!”

Sungkyu keluar dari kantornya sambil meregangkan ototnya yang kaku karena duduk terus sedari tadi.
“woohyunie~ ayo pergi makan” Sungkyu menghampiri Woohyun yang sedang sibuk mengecek list persediaan tepung dan lain-lain. “ayoo..” Woohyun menaruh bukunya diatas rak lalu mengikuti Sungkyu. Sungkyu tersenyum melihat toko yang mulai ramai karena jam makan siang. Saat sedang melihat-lihat, Sungkyu mengenali seseorang, senyumnya semakin lebar sewaktu ia menghampirinya. Woohyun yang bingung temannya berjalan kearah lain dari pintu keluar akhirnya menoleh dan melihat sosok itu juga, sosok yang familiar baginya dengan ragu-ragu ia mendekati gadis itu.
“Heo Jae In sshi” “Heo Jae Rin~” sapa Sungkyu dan Woohyun bersamaan. Jae In dan Jae Rin saling bertatapan, Sungkyu dan Woohyun juga. “ehh kau mengenalnya?” Tanya Woohyun gelagagapan sambil menunjuk Jae Rin. “anii… aku mengenalnya” tunjuk Sungkyu ke Jae In. “kau datang lagi..” ucap Sungkyu menujukannya pada Jae In. “ini gara-gara onnie~ dia mengajakku makan dan tiba-tiba kami sudah sampai disini, katanya ia mencari seseorang” balas Jae In yang diikuti oleh pukulan dari Jae Rin, meskipun begitu Sungkyu tetap senang dan tersenyum, berbeda dengan Woohyun yang sepertinya terlihat sedih. “kau datang mencariku?” tanya Woohyun ragu, “tidak..” Jae Rin membuang muka lalu menatap Sungkyu “aku mencarinya” tangannya terarah ke Sungkyu. “mencariku?” “kau.. aku suka padamu” Sungkyu kebingungan, ia sama sekali tidak mengenalnya dan belum pernah bertemu dengannya tapi… Jae In melihat onnie-nya dengan pandangan tidak percaya. “kau saling mengenal?” Tanya Jae In kaget. “dia pernah kencan sehari denganku” jawab Jae Rin acuh tak acuh. ‘benarkah?’ Tanya Sungkyu dalam hati. Jae In merasa lega, entah mengapa. Sedangkan, tidak ada yang sadar kalau Woohyun sudah menundukkan wajahnya, sedih. Mengingat masa lalunya dengan Jae Rin, tapi kenapa Jae Rin membuatnya menjadi seperti orang jahat?! ‘ Jaerin-ahh~ yang menghancurkan hubungan ini kan kau.. kau yang meninggalkanku’ batin Woohyun.
“Jae In” Howon yang baru datang tiba-tiba langsung menghampiri mereka berempat lalu menarik tangan Jae In. “apa-apaan ini?” Sungkyu menarik tangan Howon, melepaskannya dari tangan Jae In. “kapan dia datang?!” Tanya Sungkyu lebih kepada dirinya sendiri. “ini adalah sebuah kebetulan yang sangat kebetulan” Jae In terlihat bingung melihat semuanya berkumpul disini. “Heo Jae In~ kau terus menghindariku.. akhirnya aku menemukanmu juga” Sungkyu menatap mereka berdua tidak percaya.
Dalam hati Jae In sebenarnya ia sudah berbunga-bunga tapi ia menyembunyikannya “aku tidak menghindari sunbae.. jangan mencariku lagi, nanti Homin salah paham” Sungkyu mengangguk-angguk senang. “apa maksudmu? Dia mengerti kok kalau kita hanya sebatas sunbae dan hobae” tiba-tiba suasana hati Jae In jadi buruk “ada apa sunbae mencariku?” “sebentar lagi kan ulangtahunku.. aku akan mengadakan pesta, kau datang kan?” Tanya Howon ragu. “aku datang” jawab Jae In setengah hati. “kalau Jae In ikut, aku ikut” tambah Sungkyu. “apaa? Kau ikut?” Howon shock mendengar perkataan Sungkyu. “nee… kenapa?” “yahh terserah apa maumulah~ nanti tempat pestanya akan kukirim ke rumahmu, Jae in.. sudah dulu, aku ada kelas” Howon langsung meninggalkan mereka semua.
Howon berdiri disamping pintu kaca toko bakery, memegang dadanya yang berdetak tidak karuan itu. “ahh ani… tidak mungkin” Howon menggeleng-gelengkan kepalanya lalu lanjut berjalan.

Besok adalah hari dimana pesta Howon diadakan, tapi Jae In masih belum menemukan dress yang akan dipakainya hari itu. “onnie~ tidak bisakah kau menemaniku memilih baju? Kau kan tahu, aku tidak bisa memilih bajuku sendiri” sahut Jae In pada handphonenya yang sedang tersambung dengan onnie-nya itu. “onnie tidak bisa.. onnie ada wawancara kerja hari ini.. kau minta pada Seul, ne?” balas onnie-nya diseberang sana. “ahhh~ onnniieee~” Jae In merengek seperti anak kecil tapi setelah itu ia menambahkan “arasseo16~ semoga beruntung!” “nee..” balas onnie-nya singkat lalu sambungan pun terputus. Jae In mengetik sebuah sms untuk Seul.
‘Seul~ bisa temani aku memilih dress sekarang?’ Jae In mengirim sms itu namun dalam hatinya ia tahu Seul pasti tidak bisa tapi ia masih berharap.
Balasan dari Seul datang dengan sangat cepat ‘mian Jae In-ahh~ aku sudah ada janji dengan Myungsoo’ ‘benar saja kan’ ucap Jae In dalam hati sambil menghela nafas. ‘yasudah.. tidak apa-apa, have fun!’ balas Jae In. Ia menyeruput Ice Green Tea-nya sambil memandangi handphonenya.
‘apa tidak ada yang bisa kuajak pergi lagi?!’ pikirnya dalam hati sambil melihat contact list handphonenya dan ia berhenti meng-scroll halamannya ketika ia melihat tulisan ‘Sunggyu sshi (jasa kencan sehari)’ ‘hmm… apa aku minta jasanya saja yah?’ pikir Jae In lagi, dan akhirnya ia menekan tombol hijau. Jantung Jae In berdegup kencang entah kenapa, nada sambung masih berbunyi sampai kira-kira 5 detik sebelum telepon mati akhirnya telepon tersambung “yeoboseyo17” sahut Sungkyu. “yeoboseyo.. Sungkyu sshi?” Tanya Jae In ragu. “nee.. ini siapa?” Tanya balik Sungkyu. “emm…” Jae In menarik nafas dalam, jantungnya berdegup kencang “ini Jae In..”
“ahh~ ada apa?” Tanya Sungkyu sambil tersenyum, ia seperti sudah akan meledak karena terlalu senang. “emm.. itu.. hari ini kau sibuk?” Sungkyu semakin senang mendengarnya. “emm.. ya, memang ada apa?” “ahh~ tidak jadi deh kalau kau sibuk” Sungkyu memukul jidatnya pelan, menyesal?! “ahh tidak apa-apa, aku bisa meluangkan waktuku” “emm.. aku ingin meminta jasamu..” Sungkyu kini tertawa tanpa suara. “jasa apa?” Tanya Sungkyu pura-pura tidak tahu. “jasa itu..” “kencan sehari” sambung Jae In dengan suara mengecil, karena tidak tega Sungkyu langsung menjawab “ahh~ bisa.. hari ini?” Tanya Sungkyu lagi. “nee… kau datang saja ke Woolim Department Store, aku sedang ada di café Paradise” “ahh nee… aku akan tiba dalam 20 menit” balas Sungkyu sambil menutup sambungan handphonenya dan segera beranjak dari kantornya. “Woohyun~ aku dipanggil untuk jasa kencan” Sungkyu menghampiri Woohyun sambil menepuk pundaknya “ahh nee? Yasudah sana pergi” usir Woohyun tidak peduli. “Nanti kalau sudah tutup kau pulang saja, tidak perlu menungguku” “nee!!” jawab Woohyun singkat.

Jae In menyeruput Ice Green Tea-nya lagi sambil membaca majalah yang sedari tadi hanya dibolak-balik olehnya. ‘slurrpppp~’ Jae In mengalihkan pandangannya ke minumannya. ‘habis’ gumam Jae In. “ahh~” sontak Jae In terlonjak kaget karena ia merasakan sesuatu yang dingin menempel dipipinya. Sungkyu menempelkan Iced Americano miliknya ke pipi Jae In sambil tersenyum lebar. “ahh!! Kupikir apaan” Jae In memegang pipinya yang basah. “maaf lama..” kata Sungkyu sambil meminum Iced Americano miliknya. Suasana benar-benar hening, Jae In sesekali berdeham sampai akhirnya Sungkyu buka suara “kau kenapa meminta jasaku?” “emm.. itu.. besok kan pesta ulang tahun sunbae..” “ahh iya…” angguk Sungkyu baru ingat. “aku tidak ada yang menemani mencari dress jadi aku minta jasamu” cengir Jae In. Ia mengira akan melihat muka kaget dimuka Sungkyu tapi ternyata tidak. “kau tidak apa-apa menemaniku memilih dress?” Tanya Jae In tidak yakin. “kenapa tidak?” Tanya Sungkyu datar. “aku juga belum dapat jas.. cari bareng saja” jawab Sungkyu santai sambil menghabiskan minumannya. “ayoo..” Sungkyu berdiri dari sofanya lalu mereka berdua berjalan keluar café.

             Jae In mengamati dress-dress yang terpampang dihadapannya “hmm.. bagaimana dengan yang ini” Jae In menarik keluar short black dress. Sungkyu mengamati, ia sepertinya sedang membayangkan lalu ia menggeleng, Jae In mengikuti lalu mengembalikan dress itu, ia kembali menarik short dress, kali ini berwarna merah. Jae In menyodorkannya ke Sungkyu lalu Sungkyu pun mengangguk “coba..” Sungkyu mendorong Jae In masuk ke dalam fitting room. Selagi Jae In mencoba baju, Sungkyu melihat-lihat jas, ia lalu menarik sebuah jas hitam, terlihat classic tapi tanpa berpikir lagi, sungkyu langsung membawa jas itu ditangannya.

Jae In keluar dari fitting room dengan malu-malu. “bagaimana?” Tanya Jae In ragu. Tentu saja hati Sungkyu yang lemah itu berdetak sangat kencang, tapi ia tidak menunjukkannya di wajahnya. “emm.. bagus.. apa kau suka?” Jae In mengangguk. “tapi apa tidak terlalu terbuka?” ia melihat punggungnya yang sedikit terbuka pada bagian atasnya. “tidakk.. tidak apa-apa” “ya sudah aku pilih yang ini saja” Jae In masuk ke dalam fitting room kembali, Sungkyu langsung terduduk di sofa sambil memegang dadanya. “dia seharusnya tidak memintaku menemaninya memilih dress” gumam Sungkyu. Tak lama, Jae In keluar dari fitting room sambil membawa dress-nya.
“aku sudah dapat.. jadi sekarang kau yang cari jas-mu” Jae In melihat jas ditangan Sungkyu dan menambahkan “ahh kau sudah dapat?” Tanya Jae In bingung, Sungkyu hanya menjawab dengan anggukan, keadaannya terlalu canggung. “ayo bayar” akhirnya Sungkyu berdiri dan berjalan ke meja kasir.
Ketika mereka sedang membayar baju mereka. Perut Jae In tanpa peringatan tiba-tiba berbunyi, dan Sungkyu mendengar bunyi itu. Sungkyu tidak berdaya untuk menahan tawanya. “kau lapar yah?” Tanya Sungkyu sambil tertawa. Jae In benar-benar malu, ia hanya bisa mengangguk. Sungkyu merangkul bahu Jae In dan berjalan keluar dari toko. “ayo kita makan! Aku tahu tempat yang enak disini” Jae In hanya bisa tersenyum pahit kearah Sungkyu. Mereka memasuki restoran bernama ‘The Chase’ dan duduk di salah satu kursi kosong, memesan makanan masing-masing. Suasana jadi hening tapi Sungkyu akhirnya memecahkan keheningan itu.
“emm… yang kemarin itu kakakmu?” tanya Sungkyu hati-hati. Jae In hanya mengangguk tapi akhirnya membuka suara “umur kami berbeda 2 tahun” sekarang giliran Sungkyu mengangguk. “aku baru tahu kau punya kakak” sahut Sungkyu yang dibalas senyum tipis dari Jae In. “yang kemarin adikmu?” Tanya Jae In, seorang pelayan datang mengantarkan minuman mereka. “woohyun? Dia temanku..” Jae In mengangguk-angguk mengerti “sepertinya sekarang saatnya aku menceritakannya padamu” “apa?” balas Jae In yang disusul helaan nafas Sungkyu.



To Be Continued...



16  (saya) mengerti
17   hallo (digunakan saat telepon)

1 comment: