Sunday, May 20, 2012

Infinite - Amazing Lyrics (Hangul+Rom+Eng)

OMG!! this song is so amazing~ it's just like my love story~ :'| this song is so gooooooddd~


Korean

왜 이럴까 내가 이상해 하루 종일 실실 웃고 있어
넋 나간 듯이 미친 것 처럼 욕 먹어도 뭐 이리 담담한지
뭔가 허전해 뭔가 어색해 분명 뭘 놓친 건데
girl~ 뭐를 잊었을까 머리를 다친 것 같아

근데 왜 이리 니가 안와 (babe babe) 왜 이리 연락 없지 (babe babe)
쿵 심장이 떨어져 이거였어 잃어버린게

amazing.. 너랑.. amazing.. 나랑.. amazing.. 어째 저째 남이 된거야
amazing.. 너랑.. amazing.. 나랑.. amazing

Rap)그래 들어봐
높은 건물이 없어서 좋다던 그 거리도
다른 남자와 손 잡고 거닐고
어차피 남이고 근데도 못 잊고
지우고 지워도 너 하나 뿐인 놈
이리 저리 치인 나 상처 투성 내 몸
갈 길이 없어 숨쉴 날 없이 두리번 두리번 찾은 건
니 눈을 통해 봤던 나 널 찾아가

모른 척 쭉 살걸 그랬어 생각하니 맘이 너무 아파
넋 나간 듯이 미친 것 처럼 정신 놓고 살다 잊었으면

뭐가 문제야 뭐가 어때서 어차피 끝난 건데
girl~ 아파 한다 해서 달라질 것도 없잖아

너는 다신 내게 안와 (babe babe) 다신 볼 수 없어 (babe babe)
툭 눈물이 떨어져 이런거야 니가 없단게

난 아무래도 난 이대로는 지낼 수 없을 듯 해
너인걸.. 내 전부였고 날 살게했던.. for you

너는 다신 내게 안와 (babe babe) 다신 볼 수 없어 (babe babe)
툭 눈물이 떨어져 이런거야 니가 없단게


amazing.. 너랑.. amazing.. 나랑.. amazing.. 어째 저째 남이 된거야
amazing.. 너랑.. amazing.. 나랑.. amazing
어째 저째 남이 된거야


Romanization

Wae ireolgga naega isanghae haru jongil shilshil ootgo isseo
Neok nagan deusi michin geot cheoreom yok meogeodo mwo iri damdamhanji
Mwonga heojeonhae mwonga eosaekhae boonmyeong mwol notchin geonde
Girl~ mworeul ijeosseulgga meorireul dachin geot gata

Geunde wae iri niga anwa (babe babe) wae iri yeollak eobtji (babe babe)
Koong shimjangi ddeoreojyeo igeoeosseo ireobeoringe

Amazing.. neorang.. amazing.. narang.. amazing.. eojjae jeojjae nami dwengeoya
Amazing.. neorang.. amazing.. narang.. amazing

Rap)Geurae deuleobwa
Nopeun geonmooli eobseoseo jotadeon geu georido
Dareun namjawa son jabgo geonilgo
Eochapi namigo geundedo mot itgo
Jioogo jiweodo neo hana bboonin nom
Iri jeori chi-in na sangcheo tooseong nae mom
Gal gili eobseo soomshwil nal eoshi dooribeon dooribeon chajeun geon
Ni nooneul tonghae bwatdeon na neol chajaga

Moreul cheok jjook salgeol geuraesseo saenggakhani mami neomu apa
Neok nagan deushi michin geot cheoreom jeongshin notko salda ijeosseumyeon

Mwoga moonjeya mwoga eoddaeseo eochapi ggeutnan geonde
Girl~ apa handa haeseo dallajil geotdo eobtjana

Neoneun dashin naege anwa (babe babe) dashin bol soo eobseo (babe babe)
Took noonmooli ddeoreojyeo ireongeoya niga eobtdange

Nan amuraedo nan idaeroneun jinael soo eobseul deut hae
Neoingeol.. nae jeonbuyeotgo nal salgehaetdeon.. for you

Neoneun dashin naege anwa (babe babe) dashin bolsoo eobseo (babe babe)
Took noonmooli ddeoreojyeo ireongeoya niga eobtdange

Amazing.. neorang.. amazing.. narang.. amazing.. eojjae jeojjae nami dwengeoya
Amazing.. neorang.. amazing.. narang.. amazing
Eojjae jeojjae nami dwengeoya


Translation

Why am I like this. I’m acting weird. I’m grinning all day long
Why do I act so calm even when I get cursed at, like I’m absentmindedly crazy?
Something feels empty. Something feels awkward. I definitely lost something but
girl~ What did I forget? I think I hurt my head

But why aren’t you coming (babe babe) Why aren’t you contacting me (babe babe)
Thump. My heart drops. This was it, the thing I lost

amazing.. You.. amazing.. and I.. amazing.. how did we become strangers
amazing.. You.. amazing.. and I… amazing..

Rap) Yeah, listen
The road that you liked because there weren’t any tall buildings
You’re walking down it with some other man and holding hands
We’re strangers anyways. But I still can’t forget
No matter how much I try to forget and forget, there’s only you
I, who was hit here and there. My body’s full of scars
There’s no road to go on. With no more days to breathe, the thing I found by looking and looking
was myself through your eyes. I look for you

I should’ve lived acting like I didn’t know. Now that I think about it, my heart hurts too much
If I just lost it and forgot like an absentminded, crazy person

What’s the problem? What’s wrong? It already ended
girl~ There’s nothing that will change from you being hurt anyways

You’re not coming back to me (babe babe) I can’t see you again (babe babe)
Drop. Tears fall. This is what it’s like, you not being here.

I just don’t think I can live like this anymore
You.. were my all and why I lived.. for you

You’re not coming back to me (babe babe) I can’t see you again (babe babe)
Drop. Tears fall. This is what it’s like, you not being here

amazing.. You.. amazing.. and I.. amazing.. how did we become strangers
amazing.. You… amazing.. and I.. amazing
How did we become strangers


Translator cr: Hyejin @ Infinite Updates
Romanization cr: Hyerin&Jihye @ Infinite Updates
Source cr: daum music

Saturday, May 19, 2012

[Fanciftion] Infinite Sunggyu 'My Real Story' chapter 2



Main Cast:
-Kim Sunggyu as Kim Sungkyu
-Lee Howon/Hoya as Lee Howon
-You(?) as Heo Jae In :D

Other Cast:
-Kim Myungsoo/L as Kim Myungsoo
-Marcella (temenku :D) as Han Seul
-Nam Woohyun as Nam Woohyun
-Nam Minkyung (bukan siapa-siapa :P) as Nam Minkyung

maaf yah update-nya lama~ abis lagi ga mood sih :D jangan lupa yah tinggalkan comment~ :P
kritik dan saran nya juga diterima! LOL

Happy reading~ ^.^


“semuanya jadi 82000 won” mata Jae In terbelalak “de.. delapan puluh dua ribu won?!!” Jae In menatap Sungkyu “uangku tidak cukup~” Sungkyu hanya tersenyum sambil mengangkat bahu. “uangku sudah terpakai untuk membayar salon” Jae In sudah hampir menangis. “kita gak mungkin harus bekerja disini untuk melunasi uang yang kurang kan?!!” Jae In  masih menatap uangnya. “hei~ uangku sudah terpakai untuk membayar salon” “iya~ aku tahu.. kau tidak perlu mengulanginya terus, lalu bagaimana ini?” suara Jae In mengecil lalu ia menatap Sungkyu. “kau sudah membayarnya?” tanya Jae In ragu. Sungkyu mengangguk-angguk. “serius??” Sungkyu mengangguk lagi. “nahh!! Sekarang ayo kita makan ddokboki7, aku lapar” Sungkyu meninggalkan Jae In yang masih tersenyum senang di depan kasir, Sungkyu akhirnya kembali ke kasir. “hei~ kau sedang apa? Ayo~ memalukan tau” Sungkyu menarik tangan Jae In. “datang kembali~” sahut penjaga kasir.
             Jae In tidak sadar kalau daritadi mereka bergandengan tangan. Sungkyu memandang tangan mereka lalu tersenyum. Ini pertama kalinya hati Sungkyu berdebar ketika menggenggam tangan cewek. Dari sekian banyak cewek yang melakukan kencan sehari dengannya, ia tidak pernah sebaik ini untuk membayarkan biaya salon yang bahkan lebih mahal dari harga jasa kencan seharinya. “bagaimana kalau kita makan disitu?” Sungkyu menunjuk deretan kedai kecil dipinggir jalan. “baiklah” Jae In tersenyum pada Sungkyu. Mereka duduk di satu-satunya meja yang tersisa, ramai sekali, kedai dipenuhi dengan suara orang-orang yang asik mengobrol.
             “ahjumma8~ tolong berikan 2 porsi ddokboki untuk kami” sahut Sungkyu setengah berteriak.
             “nee..” balas ahjumma pemilik kedai itu. “sebotol soju juga!” tambah Jae In. “neee~” ujar ahjumma lagi. “hei~ apa tidak apa-apa kau meminum soju?” ujar Sungkyu khawatir. “ahahaa~ tentu saja tidak apa-apa~ aku sudah 19 tahun, tahun ini” “tapi aku tidak akan membantumu menghabiskannya” “kenapa?” sahut Jae In. “aku tidak minum soju” “tidak masalah!!” balas Jae In yang sekarang saja sudah kelihatan mabuk. Sungkyu masih memandang Jae In khawatir, tapi ia bisa mengerti. Pasti suasana hati Jae In sedang tidak begitu enak karena sunbae yang disukainya itu, jadi Sungkyu memilih untuk diam.

             Jae In berkali-kali menuangkan soju ke gelasnya. “hei~ hei~ hentikan!” Sungkyu menarik gelas Jae In namun Jae In menariknya kembali, dan ia mencibir dengan raut wajah mabuknya. Sungkyu hanya bisa diam dan tersenyum melihatnya. “kau baru saja meminum ½ botol soju tapi sudah mabuk” gumam Sungkyu sambil tertawa kecil. Muka Sungkyu berubah tegas “hei~ setidaknya makan dulu ddokbokimu~ nanti perutmu sakit” Sungkyu menusuk sebatang ddokboki lalu menyuapkannya ke mulut Jae In “aaaaa” Jae In membuka mulutnya, ia benar-benar mabuk! Sungkyu tertawa melihatnya “aigoo aigoo~ anak pintar” Sungkyu mengelus kepala Jae In lembut, Jae In tersenyum mabuk, ia menarik botol soju lagi tapi Sungkyu segera menarik botol soju itu dan menenggaknya hingga habis. “waaa~” Jae In bertepuk tangan kagum melihat Sungkyu meminumnya one-shot. “lihat! Aku sampai harus meminum minuman sialan ini karena kau” Sungkyu kembali bergumam sendiri. “apa kau bilang?” Jae In bertanya dengan nada mabuknya pada Sungkyu yang langsung membuyarkan lamunan Sungkyu dan seketika setelah Jae In selesai mengucapkan perkataannya ia tertidur. Sungkyu mengelus rambut Jae In pelan “kenapa kau mirip sekali dengannya?!! gaya bicaramu, gaya jalanmu, kapasitas minummu.. Nuna, bagaimana kabarmu disana?” Sebutir air mata pun jatuh dari kelopak mata Sungkyu, ia langsung mengusap air matanya dengan kasar. “ahjumma~ bill” ia mengangkat tangannya, kembali dengan suara tegasnya. “nee~” setelah membayar bill-nya, Sungkyu beranjak dari kursinya dan mencoba untuk membangunkan Jae In tapi usahanya nihil, Jae In tidak bergerak sedikitpun. Sungkyu menghela nafas panjang dan menggendong Jae In di punggungnya. Dan tepat saat Sungkyu akan berjalan, Jae In bergumam “sunbae..” Sungkyu melanjutkan langkahnya sambil menatap lurus, nanar. “sunbae..” Jae In kembali bergumam. “sunbae” “sunbae” kali ini ia memanggilnya berkali-kali. “apa?” jawab Sungkyu, yang sebenarnya bukan dirinya yang dipanggil. “sunbae..” “ada apa?” jawab Sungkyu lagi.

       “sunbae..” “aishhh… ada apa sih?” Sungkyu akhirnya geram juga karena Jae In terus memanggil sunbaenya padahal ia yang sedang menggendongnya. “sunbae..” Sungkyu menggerakkan kepalanya ke samping dan ia bisa melihat wajah Jae In yang tertidur di bahunya. “kau tahu kan? Kau pasti tahu kan sunbae?” lanjut Jae In, akhirnya. “tahu apa? Rumahmu? Aku tidak tahu dimana rumahmu.. jadi bagaimana ini, Jae In?” Sungkyu membenarkan posisi Jae In. “kau pasti tahu kan, sunbae.. kalau aku menyukaimu sejak sma dulu.. nappeun nom9” Jae In memukul bahu Sungkyu lumayan kencang dan sukses membuat Sungkyu menyeringai. ‘ini bukan salahku bahkan aku tidak ada hubungannya tapi kenapa jadi aku yang kena pukul?’ batin Sungkyu. Untuk sejenak Jae In terdiam tapi akhirnya ia membuka mulutnya lagi. “sudah lama aku ingin melakukan ini, jangan marah yah sunbae.. maafkan aku, oke?” “apa yang akan kau lakukan seka-” CUP!! Langkah Sungkyu terhenti, lututnya lemas tak berdaya. Bibirnya bersentuhan dengan bibir Jae In karena ia menggerakkan kepalanya ke samping.
Sungkyu memutuskan untuk berhenti sebentar ke super market untuk duduk sebentar, ia mendudukkan Jae In di kursi lalu berjalan ke meja kasir. “permisi, ada minuman buat hangover?” “ada~” Sungkyu membayar minuman itu lalu kembali ke kursinya, berusaha mengguncang tubuh Jae In agar ia terbangun dan sepertinya usaha Sungkyu berhasil, Jae In mendongakkan kepalanya bingung. “aku dimana?” “di supermarket” jawab Sungkyu datar, “ini~ minum ini” tambah Sungkyu. “aah~” Jae In memegang dahinya yang terasa pening, ia heran. “memangnya aku minum berapa botol soju sih?” Tanya Jae In polos sambil menenggak hangover-nya “Cuma ½ botol” jawab Sungkyu datar sebenarnya sih dia menahan tawa. “hahh?” Jae In tidak percaya. “masa sih?” Jae In menggaruk-garuk kepalanya karena malu. “ohh~ aku tidak melakukan hal-hal aneh kan?” “ahh~ itu…” ucapan Sungkyu terhenti ketika ia mengingat kejadian terakhir mereka. “ada apa? Tidak terjadi apa-apa kan?” Jae In mencoba untuk mencari jawaban dari balik mata sipit Sungkyu. “ahh tidak~!! Ahaa.. ahaaha..” Sungkyu tertawa canggung. Jae In masih merasa aneh, ia memforsir otaknya untuk berfikir lebih keras dan akhirnya DANGG!! Ia ingat apa yang ia lakukan. “ooppss~” gumam Jae In sambil memegang bibirnya, pipinya memerah. Sungkyu tahu pasti cewek itu ingat semuanya “ada apa?” ia berpura-pura bodoh. “ahh tidak~ aku pulang yah” seketika, Jae In melesat keluar supermarket sambil menunduk malu. “ahh~ ayo pulang bersama” Sungkyu mengikutinya dari belakang, membuat Jae In mempercepat langkahnya. “ahh~ wae10?” protes Sungkyu lalu mengejar Jae In “sudah malam~ tidak bagus untuk anak gadis berjalan sendirian” Sungkyu mendekati Jae In dan tersenyum maut disebelahnya.
             Mereka menaiki bus, Sungkyu menempelkan kartu bus-nya dan duduk di samping Jae In. Jae In kaget saat Sungkyu memutuskan untuk duduk di sampingnya, ia menggeser posisinya lalu memalingkan wajahnya ke jendela. Dan tak lama mereka turun dari bus mereka.
             “Kau antar sampai sini saja” Jae In memalingkan tubuhnya menghadap Sungkyu setelah turun dari bus.
             “tidak apa-apa.. aku ingin lihat dimana kau tinggal” Jae In hanya bisa mendengus lalu melanjutkan langkahnya. Setelah berjalan kira-kira 1 km, mereka sampai pada sebuah perumahan, tidak begitu mewah tapi termasuk kawasan elite. Jae In melihat mobil Howon yang diparkir di depan rumahnya, mereka berdua tetap berjalan dan akhirnya sampai di depan rumah Jae In. Howon turun dari mobilnya.
             “Jae In~ darimana saja kau sampai semalam ini baru pulang” Howon mendekati Jae In
“gaya rambutmu berubah” Howon ingin mendekati Jae In tapi ia baru tersadar kalau ia datang dengan Sungkyu yang menyusul dari belakang. Howon memandang Sungkyu sinis, tapi ia hanya mencibir saja sambil terus berjalan mendekati Jae In.
             “kau bersama pria ini selama hari ini?” Jae In hanya mengangguk dan menambahkan “memang kenapa sunbae?”


“kau akan mengkhianatiku juga? Tadi pagi pacarku sekarang hobaeku”
“apa maksudmu mengkhianatimu, sunbae? Apa salah kalau aku pergi dengannya?” Jae In sedikit kesal, Sungkyu mengangguk-angguk setuju sambil tersenyum senang.
“sunbae pulanglah.. sudah larut malam”
“tapi...” “pulang~” Sungkyu mendorong Howon untuk masuk ke mobilnya.
“hey~ kau juga!” Sungkyu langsung berhenti mendorong Howon lalu menghadap Jae In.
“heuhh~ jadi.. ini akhir dari kencan sehari kita.. kalau kau ingin mencariku lagi, lihat saja kartu nama yang tadi pagi kuberikan padamu” Sungkyu baru saja akan berjalan pergi saat Jae In menarik ujung bajunya. “terima kasih yah atas semuanya hari ini” Jae In tersenyum pada Sungkyu, Sungkyu membalas dengan senyuman. “hey~ memangnya apa yang kalian berdua lakukan hari ini?” Howon tiba-tiba mengeluarkan kepalanya dari jendela mobilnya. “berisik! Kau pulang sana!! cepat~” seru Sungkyu dan ia menambahkan “aku tidak akan pulang sebelum melihatnya pulang” “baiklah baiklah” Howon akhirnya meninggalkan mereka.

Jae In hampir saja terlambat masuk kuliah gara-gara efek dari soju yang diminumnya semalam, kepalanya sekarang terasa sedikit pusing tapi ia memaksakan dirinya untuk berlari ke kelas. Ia terus berlari walaupun kepalanya pusing dan itu menyebabkan Jae In menabrak seseorang.
‘aduhh.. kenapa aku selalu menabrak orang disaat aku terburu-buru’ batin Jae In.
“hei~!! Heo Jae In” suara yang tidak asing baginya itu memanggil namanya. Ia mendongakkan kepalanya.
“Han Seul!!!” cewek yang dipanggil Han Seul itu pun membantu Jae In berdiri.
“hei~ bagaimana kemarin dengan Lee sunbae?” Tanya Seul antusias, yang ternyata adalah teman baik Jae In dari SD.
“apakah ia mengajakmu berkencan?” Seul menambahkan pertanyaannya karena Jae In hanya terdiam saja.
“tidak sama sekali.. ia malah meninggalkanku” Jae In menundukkan wajahnya, melihat lantai keramik kuliahannya.
“apa? Benarkah? Bukannya sunbae menyukaimu? Kenapa dia meninggalkanmu?”
“apanya?! Dia sudah pu- ahh~” BETS! Tau-tau ada yang menyenggol tubuh mungil Jae In yang membuatnya hampir terjatuh, yak~ orang itu adalah Kim Myungsoo, pacar Seul.
“Seul-ah.. kau kemana saja? Kucari kemana-mana” Myungsoo langsung menggandeng tangan Seul. Myungsoo yang baru tersadar kalau Jae In hampir terjatuh karnanya langsung meminta maaf pada Jae In “mian~” sambil nyengir. Jae In hanya bisa geleng-geleng kepala melihat mereka. ‘aku baru saja patah hati tapi mereka mengumbar cinta mereka di depanku’ piker Jae In dalam hati. Jae In pun memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua yang tengah asik mengobrol berdua.
Jae In duduk di bangku paling belakang, ia membuka tasnya dan mengambil buku-buku yang dipinjamnya kemarin, tiba-tiba sebuah kartu nama terjatuh. Jae In mengambil kartu nama itu dan melihatnya ‘You want to date a boy really badly?! Or do you want to get a love advice from us? Just contact us! Flower Boy One Day Date. Contact Person: 65578XXX’ bacanya dalam hati lalu tersenyum tipis. ‘flower boy apanya’ batin Jae In lalu tersenyum.

õõõõ

“Omma11~ jangan tinggalkan Sungkyu” pinta Sungkyu sambil menangis tersedu-sedu sambil memeluk kaki ibunya.
“jangan peluk kakiku!” ibunya mencoba melepaskan pelukan Sungkyu dari kakinya.
“Omma~” Sungkyu menangis dan memeluk kaki ibunya semakin kencang.
“lepaskan~ hei!! Apa yang kalian lakukan? Cepat tarik dia dari kakiku” para biarawati panti asuhan menarik Sungkyu. Ibunya pergi meninggalkannya dengan mobil begitu saja.
“Ommmaaaaaa~” teriak Sungkyu sambil menangis tersedu-sedu.
             “aku bukan anak haram~ aku bukan, Ommmaaaa~” Sungkyu mencoba mengejar mobil ibunya tapi tentu saja tidak bisa terkejar.
             “OMMMMAAAAAAAAAAAA~” Sungkyu berteriak untuk yang terakhir kalinya sambil terduduk di jalan kompleks panti asuhan. Ia terus menangis.

             Sungkyu terduduk di kasurnya, Wajahnya dipenuhi keringat dan matanya basah karena air mata, ia menangis di dalam tidurnya. Ia mengusap matanya. “Min Kyung nuna~ kuharap kau ada disini denganku sekarang” Sungkyu tertidur lagi di kasurnya, menatap langit-langit kamarnya. Ia menangis. Dan dalam sekejap, ia tertidur lagi.

             Sungkyu menelungkup di lantai, sambil menggigil kedinginan di depan sebuah toko roti. Sungkyu tidak sanggup membeli roti, bahkan hanya mencium aromanya ia sudah puas. Sungkyu kabur dari panti asuhannya. Tiba-tiba seorang cewek remaja keluar dari toko roti itu sambil menggandeng seorang cowok, adiknya.
             “nuna~ lihat pengemis itu” tunjuk adiknya ke Sungkyu. Sungkyu tidak terima dirinya dipanggil pengemis, karena dia memang bukan pengemis. Jadi dia berdiri dari lantai.
             “aku bukan pengemis!” ucap Sungkyu sambil bertolak pinggang.
             “maafkan adikku yah~ woohyun! Ayo minta maaf”
             “maaf~” seketika itu juga mata Sungkyu terpaku pada tentengan yang dibawa oleh remaja itu. Remaja yang melihat pandangan Sungkyu itupun tersenyum melihatnya.
             “kau mau roti ini?” Tanya cewek itu sambil mengambil roti dari dalam tentengannya.
             “ini~” cewek itu menyodorkan sebungkus roti untuk Sungkyu, membuatnya tersenyum sumringah.
             “terima kasih nuna~” Sungkyu membungkukkan badannya 90º. “tidak masalah~ sudah yah! Ayo Woohyun” mereka berdua menjauh dari Sungkyu.
             Sungkyu bingung sekarang apa yang harus dilakukannya. Akhirnya ia mencoba untuk masuk ke dalam toko roti itu. Ia akan mencoba untuk bekerja disana, mencari penghasilan.
             “permisi~ apakah aku boleh bekerja disini?” Sungkyu langsung bertanya pada ahjumma yang menjaga kasir, karena sepertinya ini usaha milik sendiri.
             “kau umur berapa? Lagipula kami tidak ingin menerima pekerja” ucap ahjumma itu.
             “aku bisa kok! Aku sangat suka roti disini, ijinkan aku bekerja disini~”
             “maaf kami tidak menerima pekerja” ulang ahjumma itu lagi.
             “tapi aku benar-benar butuh pekerjaan ini!! Tolong ijinkan aku” mohon Sungkyu sambil menunduk.
             “sudah kubilang tidak yah tidak!!” ucap ahjumma itu ketus.
             “ada apa ini? Rebut sekali” seorang ahjussi keluar dari pintu belakang.
             “anak kecil ini! Dia bilang dia ingin bekerja disini” jelas ahjumma itu.
             “berapa umurmu, heum?” Tanya ahjussi itu sambil berjongkok dihadapan Sungkyu.
             “aa.. aku 14 tahun, tahun ini” jawab Sungkyu tegas.
             “hmm.. apa yang bisa kau lakukan untuk kami?”
             “aku bisa melayani pengunjung, mencuci piring, menjadi kasir” jawab Sungkyu yakin.
             “hmm.. baiklah.. aku akan membiarkanmu bekerja disini tapi gajimu tidak akan begitu besar” jawab ahjussi itu sambil tersenyum.
             “hei!! Apa yang kau lakukan? Jangan biarkan dia bekerja disini” sahut ahjumma.
             “sudahlah! Biarkan saja anak ini bekerja disini, lagipula ia bisa menolong kita mengantarkan pesanan. Ahjumma hanya bisa mencibir.
             “tidak apa-apa~” jawab Sungkyu ceria. “baiklah~ kau boleh mulai training hari ini kalau kau bisa” “aku bisa kapan saja kok~” sahut Sungkyu. “oya~ aku ada satu permintaan” ucap Sungkyu. “apa itu?” Tanya ahjussi padanya.
             “bolehkah aku tinggal disini, ahjussi?”
             “tinggal?!” ulang sang ahjussi.
             “ya~ bisakah aku tinggal disini?” Tanya Sungkyu sekali lagi.

To be Continued...



 makanan korea, kue beras dengan saus gochujang (semacam saus pedas)
 bibi
 bad guy
10  kenapa
11  ibu

Wednesday, May 16, 2012

[Fanciftion] Infinite Sunggyu 'My Real Story' chapter 1



Main Cast:
-Kim Sunggyu as Kim Sungkyu
-Lee Howon/Hoya as Lee Howon
-You(?) as Heo Jae In :D

maaf yah update-nya lama~ abis lagi ga mood sih :D jangan lupa yah tinggalkan comment~ :P
kritik dan saran nya juga diterima! LOL

Happy reading~ ^.^


Jae In menghela nafas panjang menatap bangunan tinggi dihadapannya. Perpustakaan. Berkali-kali ia menghela nafas sampai akhirnya ia memutuskan untuk mendorong pintu utama bangunan itu.
“wahh!! Aku heran, kenapa orang-orang bisa betah berada disini. Baru melihat berpuluh2-puluh rak yang berdiri tegak saja rasanya aku sudah capek” ia kagum melihat isi perpustakaan yang dipenuhi oleh rak-rak buku dan orang-orang yang asik membaca.
Ia menelusuri isi perpustakaan satu per satu, mencari buku yang ia cari. Jae In mengambil beberapa buku dan menaruhnya dalam pelukannya saat tiba-tiba ponselnya berbunyi dengan nyaringnya, Jae In terlonjak kaget dan cepat-cepat mengangkatnya sambil membungkuk meminta maaf beberapa kali.
“Ha… halo?”setengah berbisik.
“Heo Jae In.. kemana saja kau?! Sunbae1mu disini sudah hampir menjamur” sahut orang diseberang sana.
“ahh~ maaf Sunbae... aku lupa, aku akan segera kesana” masih dengan berbisik.
“ngomong-ngomong kenapa kau bisik-bisik?”
“aku sedang di perpustakaan”
“wahh.. ada angin apa kau ke perpustakaan, kukira kau tidak suka membaca”
“ini karena tugas sial itu.. sudah ahh~ aku mau pinjam buku dulu, kututup yah” Jae In menutup flip ponselnya dan berlari kecil menuju meja peminjaman saat seorang wanita datang dari arah samping dan menubruknya hingga mereka berdua terjatuh di lantai.
 “hei!!” Jae In melongo melihat banyaknya buku-buku berserakan di lantai. Ia menatap buku dipelukannya, bukan bukunya. Berarti buku wanita itu.
“ahh.. maaf maaf” Jae In cepat-cepat berdiri dan membungkuk meminta maaf.
‘seorang wanita muda, kuliah?! Mungkin seumuran dengaku’ pikir Jae In dalam hati sambil membantu mengambil buku-buku yang berserakan.
“menyebalkan.. aku bisa terlambat pergi ke kencan sehariku nih” ia menggerutu lalu mengambil buku-bukunya dengan cepat dan beranjak pergi. Jae In mencibir lalu memeriksa buku-bukunya, jumlahnya masih sama berarti tidak ada yang terjatuh, ia pun lanjut berjalan ke meja peminjaman.
“aku ingin meminjam ini” Jae In memberikan buku-buku yang diambilnya.
“maaf.. nama anda siapa?” petugas disebelah menanyakannya pada orang di sebelah Jae In.
“Song Ho Min” jawabnya. Jae In menoleh kearah datang suara itu, orang itu yang tadi Jae In tabrak. ‘ohh.. jadi namanya Ho Min’ pikir Jae In dalam hati sambil mengangguk-angguk sendiri.
“nona… nona…. Nonaaaa” petugas perpustakaan itu memanggil Jae In berkali-kali dan akhirnya lamunannya pudar juga.
“ahh.. maaf”
“siapa nama anda?”
“ahh Song… ohh.. maksudku Heo, Heo Jaein” Jae In membawa buku-buku itu dalam pelukannya dan langsung masuk ke dalam taksi.
“pak, tolong antarkan saya ke daerah Gangnam yah”
“baik..”
Dan baru saja ketika ia memutuskan untuk membaca buku yang dipinjamnya, handphonenya sudah berdering dengan nyaringnya, memecah keheningan taksi. Jae In merogoh isi tasnya dengan kasar dan akhirnya menemukan handphonenya. Ia masih sempat menatap layar handphone terlebih dahulu kemudian menekan tombol hijau.
“halo? Aku sebentar lagi sampai kok, Sunbae~ sabar sedikit”
“ahh nee.. cepat datang yah tuan putri” orang di seberang sana-sunbaenya-tertawa terkekeh lalu menekan tombol merah.


Keadaan di dalam taksi benar-benar hening, paman supir taksi sibuk mengendarai mobilnya sedangkan Jae In sudah berlarut dalam buku yang dibacanya.
“emm.. kita sudah berada di Gangnam, sekarang kita harus kemana?” suara paman supir taksi memecah keheningan dan menyadarkan Jae In yang sudah hampir tertidur.
Setelah menunjukkan jalan berliku-liku menuju tempat tujuan, akhirnya mereka sampai. Jae In segera keluar dari taksi begitu mendengar handphonenya kembali berdering.
“nona~ hey nona~ anda belum bayar” teriak paman supir taksi itu.
“ahh iya~” Jae In memukul dahinya lalu berlari kembali ke taksi.
“maaf, ahjussi2.. saya sedang keburu-buru” ia menjelaskan sambil menyodorkan uang dan langsung cepat-cepat beranjak pergi.
“nona~ kembaliannya” untuk kedua kalinya Jae In memukul dahinya dan menengok kearah taksi. “buat ahjussi saja kembaliannya” wajah paman supir taksi itu langsung berubah sumringah mendengarnya. Jae In sudah tidak peduli lagi dan langsung melengos dan berlari masuk ke dalam café tempat Lee Howon-sunbaenya-menunggunya.
             Jae In memutar-mutar kepalanya mencari sunbaenya dan akhirnya menemukan ia sedang duduk membelakanginya, ia berlari kecil.
             “sunbae” Jae In menepuk pundak Howon dari belakang, membuat Howon terlonjak kaget sedikit.
             “eo~ wasseo?3
             “sunbae, maaf membuat menunggu lama” Jae In menarik bangku didepan Howon. “ahh, tidak apa-apa… bagaimana petualanganmu di perpustakaan?”
             “hmm.. aku meminjam beberapa buku” sekarang semua buku yang dipengang Jae In sudah tergeletak di meja café. “wah~ kau pinjam lumayan banyak”
             “permisi, nona ini mau pesan sekarang?” seorang pelayan datang ke meja mereka.
             “ahh yaa~” Jae In mengambil buku menu lalu cepat memilih.
             “satu coffee latte” pelayan itu segera beranjak pergi setelah mengulang pesanan.
             “ada apa sunbae mengajakku kesini?” Tanya Jae In sambil sibuk menata bukunya masuk ke dalam tasnya.
             “aku mau cerita, ini tentang pacarku”
             “ahh~ tentang pacarmu, ada apa? Apa ada masalah, sunbae?”
             “aku..” perkataan Howon terhenti, ia gugup. “aku ingin membelikannya hadiah, sebentar lagi..” ucapan Howon kembali terhenti saat melihat seorang wanita datang menghampiri seorang pria yang duduk tepat dibelakang mereka.
             “ini pesanan anda” pelayan itu kembali dengan segelas coffee latte. “ahh.. terima kasih” Jae In menengguk coffee latte-nya sementara Howon masih tidak percaya akan apa yang dilihatnya.
             “sunbae.. kenapa kau mau membelikannya ha…” kini giliran Jae In yang kata-katanya terhenti ketika melihat sunbaenya ternganga. Ia mengikuti arah pandang Howon dan menemukan gadis yang familiar.
             “ohh!! Itu cewek yang tadi di perpustakaan” Howon langsung mengalihkan tatapannya.
             “sunbae kenal dengannya? Tadi aku bertemu dengannya di perpustakaan” Jae In terus mengoceh sendiri. “justru seharusnya aku yang tanya padamu apakah kau mengenalnya”
             “kenapa?” Jae In mulai kebingungan. “dia pacarku, yang baru saja kubicarakan denganmu”
             “APAA?” Jae In spontan berteriak lalu menutup mulutnya. Homin menatap kearah Jae In dan Howon dan matanya langsung terbelalak saat melihat Howon. Howon menundukkan wajahnya.
             “hey~ kenapa kau berteriak begitu?”
             “ahh tidak.. tidak apa-apa. Aku hanya syok saja” Jae In menutup mulutnya dengan kedua tangannya. ‘apakah cewe itu baru saja menduakan sunbaeku? Cewek itu baru saja bilang kalau dia akan pergi untuk kencan sehari’ pikirnya dalam hati.
          
             Sekarang cowok dibelakang Jae In itu sedang menengok kearahnya sambil menyodorkan kartu nama. “permisi.. kalau anda tertarik” ia menyodorkan kartu namanya ke Jae In. Jae In langsung cepat-cepat mengambil kartu namanya sebelum ia menjelaskan lebih lanjut.
             “kalau anda perlu jasa kencan se-“ Jae In membekap mulut cowok itu secepat kilat begitu mendengar kata kencan. Howon kebingungan melihat kejadian ini.
             “kencan apa?” Tanya Howon pada cowok itu, Homin cepat-cepat menarik tangan cowok itu dan menggeleng-geleng. Howon sudah tidak tahan melihat semua ini, ia menghampiri Homin lalu menarik cewek itu keluar.
             “aku sudah jauh-jauh datang ke Gangnam deminya” gumam Jae In.
             “nahh… karena klienku diambil orang lain bagaimana kalau kau saja yang kencan sehari denganku” cowok itu nyengir kearah Jae In yang sudah termangu.
             “sudah baca kartu namaku?” cowok itu tanpa tanya-tanya langsung duduk didepan Jae In. Jae In membaca tulisan di kartu namanya.
             “namaku Lee Sungkyu, berulang tahun tanggal 23 April. Berita yang lainnya rahasia, aku hanya akan memberitahunya kepada pacarku yang sebenarnya” Sungkyu tertawa garing karena Jae In bahkan tidak tersenyum sedikitpun.
             “hei~ kau tidak asik” Sungkyu menyenderkan bahunya ke sofa.
             “kau lihat cowok yang tadi bersamaku tidak?”
             “lihat…”
             “ganteng kan?” Jae In tersenyum tipis.
“ ganteng apanya..? dia orang yang mengambil klienku” Sungkyu memukul meja pelan. “hey~ dia itu pacar klienmu itu” Sungkyu kini berubah jadi kaget. “apa? dia pacarnya?”
“betul!! dan klienmu itu baru saja bermaksud menduakan sunbaeku”
“hmm… begini yah masalahnya, tidak semua orang datang kepadaku untuk kencan sehari, tapi ada beberapa yang datang untuk berkonsultasi tentang cinta, nahh dan klienku tadi itu sedang berkonsultasi cinta. Tapi orang mengenalku dengan sebutan kencan sehari” Jae In mendengus.
“kalau begitu kau harus ubah sebutanmu.. kau membuat orang lain salah paham”
“ehh tunggu dulu.. sepertinya aku dapat sesuatu. Jadi ceritanya cowok tadi itu sunbaemu?” Jae In mengangguk. “iya~ sunbae di kampusku, kita satu jurusan” Sungkyu mengangguk mengerti. “lalu cewek tadi itu pacarnya?” Jae In mengangguk. “dan kau suka pada sunbaemu?” Jae In mengangguk sekali lagi lalu cepat-cepat menggeleng begitu sadar.
“ahh~ aku tidak suka pada sunbae” Jae In menggoyang-goyangkan kedua tangannya.
“eyy~ sudah kelihatan kalau kau suka padanya”
“tidak mungkin, aku hanya kagum padanya” Jae In menghindar. “ayolah~ cerita padaku, aku bisa memberimu advice” Jae In menatap Sungkyu ragu. “baiklah! Aku akan berbagi sedikit”
“yahh.. benar aku suka pada sunbae.. ehh tapi tunggu dulu, kenapa aku harus menceritakan ini padamu?” “aku akan memberikan advice~ advice..” Jae in menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu lalu melanjutkan ceritanya. “memang benar aku suka pada sunbae tapi aku tidak boleh menyukainya, dia sudah punya pacar”
“eyy~ nona~ tidak ada yang terlambat di dunia ini.. selama belum terjadi pernikahan, kau masih boleh merebutnya” mata Jae In terbelalak mendengarnya. “apa kau gila? Kau menyuruhku merebutnya? Aku bukan cewek seperti itu..” Sungkyu tertawa geli. “cinta itu kejam dan tak pandang bulu” Jae In masih menganga tidak percaya. “kayaknya aku sudah memilih orang yang salah” Jae In pergi meninggalkan Sungkyu dan tepat saat ia berdiri ia melihat Howon kembali.
“sunbae~” perasaan dihatinya bercampur antara khawatir, senang, dan sedih.
“kau sudah mau pulang? Biar kuantar” Howon menarik tangan Jae In namun Sungkyu menahannya. “apakah kau berencana akan mengambil klienku yang satu ini juga?”
“klien? Hah..” Howon melepaskan tangan Sungkyu lalu menarik Jae In keluar, meninggalkan Sungkyu. “intinya hari ini jadwalku kosong” ia mengangkat bahu lalu beranjak keluar café.

õõõõ
“sunbae sudah boleh melepasku” Howon baru tersadar kalau ia menggenggam tangan Jae In. “ahh~ mian4
“biar aku pulang naik taksi saja, aku bisa kok” kata Jae In. “aku bawa mobil hari ini” Jae In baru akan bilang iya saat Homin keluar dari mobil dan menghampiri mereka.
“oppa5~ lama sekali”
“sunbae, antar saja pacar sunbae.. tidak usah mengkhawatirkanku” Jae In menepuk pundak Howon lalu pergi meninggalkan mereka “tunggu~ Heo Jae In” suara Howon mengecil saat melihat Sungkyu menyusulnya.
“hei! Tunggu~“ Sungkyu berlari mengejar Jae In. “wahh~ klienku yang ini pasti lagi patah hati” Sungkyu tertawa geli melihat wajah Jae In yang lagi down itu. “berisik!! Jangan ikuti aku” Jae In menjauh dari Sungkyu tapi dengan mudahnya Sungkyu mengejar Jae In.
“karena kau sedang patah hati.. aku akan menawarkan special offer, bagaimana dengan menikmati kencan sehari denganku gratis” Sungkyu merangkul Jae In.
Howon memandang mereka dari jauh, ia tidak ingin melihat semua itu tapi badannya tidak bisa mengikuti keinginannya ‘ada apa denganku?! Dia hanyalah hobae6ku.. aku tidak mungkin menyukainya kan?’ pikirnya dalam hati.
“oppa~ ayo! Apa yang kau lakukan” Homin menarik Howon ke mobilnya.

“kenapa kau mengantarku kesini?” Jae In bingung menatap pintu kaca salon yang ada dihadapannya. Ia bahkan tidak pernah berfikir untuk datang kesini, tetapi sekarang pria yang baru saja dikenalnya beberapa jam yang lalu membawanya kesini.
“kita akan memperbaiki style rambutmu disini” Jae In langsung mengalihkan pandangannya ke cowok tinggi disebelahnya itu “tapi.. kenapa.. kenapa.. memangnya aku kenapa sampai harus diperbaiki?!” Sungkyu memegang dagunya, ia menatap Jae In dari ujung kepala sampai unjung kaki.
“style rambutmu tidak cocok denganmu.. style fashionmu sih… hmmm lumayan” Sungkyu ngangguk-nangguk sendiri. “tapi.. uangku tidak sebanyak itu untuk memasuki salon yang luxury kayak gini” Jae In membuka dompetnya dan melihat sisa uang yang dimilikinya, Sungkyu mencuri pandang melihat sisa uangnya. “nahh!!! Itu cukup..” Jae In menatap sungkyu, lemas. “bisa-bisa aku gak bisa pulang” “tenang~ ini salon langgananku, aku punya kartu member jadi dapat diskon” Sungkyu menepuk-nepuk Jae In dan memberikan senyum membunuhnya. Tapi, Jae In masih terpaku menatap sisa uangnya. “tapi ini uang sakuku untuk bulan ini” Jae In masih menatap uang 70000 won miliknya. “ayo masuk” Sungkyu tersenyum lalu menarik Jae In masuk.
Jae In hanya bisa terduduk lemas di kursi salon, sementara Sungkyu sibuk memilih style rambut yang dirasanya cocok pada Jae In. Sungkyu membolak-balik halaman majalah di pangkuannya dan akhirnya memilih gaya rambut yang diinginkannya. “tolong potong rambutnya seperti ini” Sungkyu tersenyum pada hair dresser yang akan memotong rambut Jae In. Mata Jae In sempat terbelalak ketika melihat ekspresi hair dresser-nya yang merupakan cewek itu, klepek-klepek melihat senyum Sungkyu ‘aku tidak bisa percaya ini’ pikir Jae In dalam hati sambil geleng-geleng kepala. “ahh!! Aku juga mau potong rambut” sambung Sungkyu membuyarkan lamunan sang hair dresser “ohh~ baik tuan” hair dresser itu langsung melengos dari Jae In dan mengurusi Sungkyu “ahh~ urusi saja dia dulu” Sungkyu menunjuk Jae In, membuat Jae In menoleh. “ahh~ kau dulu juga tidak apa-apa” Jae In menolak dengan halus. “tidak apa-apa.. kan kau yang bayar” Sungkyu kembali mengeluarkan senyuman mautnya, Jae In hanya bisa menelan ludah dan memasang senyum terpaksa.
Sungkyu berjalan bolak-balik, ia bosan. Rambutnya sudah dipotong tapi Jae In belum juga selesai karena rambutnya dikeriting jadi lama. Jae In sendiri rasanya sudah hampir ketiduran. Sungkyu tiba-tiba berjalan ke meja kasir dan tersenyum melihat penjaga kasirnya.
             “nahh! Sudah selesai..” seru cewek hair dresser itu senang, puas lebih tepatnya.

                  “wahh!!” Jae In menatap sosoknya di kaca tidak percaya. “ini aku kan? Aku gak mimpi kan?” Jae In mencubit pipinya dan ia meringis sakit. Sungkyu yang melihat dari belakang tersenyum melihatnya. “kau suka kan? Kau tidak ragu lagi kan mengeluarkan uang saku sebulanmu itu?” Jae In baru teringat “ahh~ I-ya” Jae In tersenyum paksa. “nahh sekarang ayo bayar.. bayarkan punyaku juga yah” Sungkyu menarik tangan Jae In sambil tersenyum. Jae In menggaruk-garuk rambutnya ‘matilah aku’ pikirnya.
             “berapa semuanya?” Tanya Jae In ragu, rasanya ia ingin menutup kupingnya. Sungkyu menyodorkan kartu membernya.
             “semuanya jadi 82000 won” mata Jae In terbelalak “de.. delapan puluh dua ribu won?!!” Jae In menatap Sungkyu “uangku tidak cukup~” Sungkyu hanya tersenyum sambil mengangkat bahu.

To be Continued...

1  kakak kelas  
 paman
 Oh~ Kau sudah datang
 maaf-informal                                                                                                            
 kakak (panggilan cewek ke cowok yang lebih tua)
6  adik kelas