Main Cast:
-Kim Sunggyu as Kim Sungkyu
-Lee Howon/Hoya as Lee Howon
-You(?) as Heo Jae In :D
maaf yah update-nya lama~ abis lagi ga mood sih :D jangan lupa yah tinggalkan comment~ :P
kritik dan saran nya juga diterima! LOL
Happy reading~ ^.^
Jae
In menghela nafas panjang menatap bangunan tinggi dihadapannya. Perpustakaan.
Berkali-kali ia menghela nafas sampai akhirnya ia memutuskan untuk mendorong
pintu utama bangunan itu.
“wahh!!
Aku heran, kenapa orang-orang bisa betah berada disini. Baru melihat
berpuluh2-puluh rak yang berdiri tegak saja rasanya aku sudah capek” ia kagum
melihat isi perpustakaan yang dipenuhi oleh rak-rak buku dan orang-orang yang
asik membaca.
Ia
menelusuri isi perpustakaan satu per satu, mencari buku yang ia cari. Jae In
mengambil beberapa buku dan menaruhnya dalam pelukannya saat tiba-tiba
ponselnya berbunyi dengan nyaringnya, Jae In terlonjak kaget dan cepat-cepat
mengangkatnya sambil membungkuk meminta maaf beberapa kali.
“Ha…
halo?”setengah berbisik.
“Heo
Jae In.. kemana saja kau?! Sunbae1mu disini sudah hampir menjamur”
sahut orang diseberang sana.
“ahh~
maaf Sunbae... aku lupa, aku akan segera kesana” masih dengan berbisik.
“ngomong-ngomong
kenapa kau bisik-bisik?”
“aku
sedang di perpustakaan”
“wahh..
ada angin apa kau ke perpustakaan, kukira kau tidak suka membaca”
“ini
karena tugas sial itu.. sudah ahh~ aku mau pinjam buku dulu, kututup yah” Jae
In menutup flip ponselnya dan berlari kecil menuju meja peminjaman saat seorang
wanita datang dari arah samping dan menubruknya hingga mereka berdua terjatuh
di lantai.
“hei!!” Jae In melongo melihat banyaknya
buku-buku berserakan di lantai. Ia menatap buku dipelukannya, bukan bukunya.
Berarti buku wanita itu.
“ahh..
maaf maaf” Jae In cepat-cepat berdiri dan membungkuk meminta maaf.
‘seorang wanita muda,
kuliah?! Mungkin seumuran dengaku’ pikir Jae In dalam hati sambil membantu
mengambil buku-buku yang berserakan.
“menyebalkan..
aku bisa terlambat pergi ke kencan sehariku nih” ia menggerutu lalu mengambil
buku-bukunya dengan cepat dan beranjak pergi. Jae In mencibir lalu memeriksa buku-bukunya,
jumlahnya masih sama berarti tidak ada yang terjatuh, ia pun lanjut berjalan ke
meja peminjaman.
“aku ingin meminjam ini” Jae In memberikan
buku-buku yang diambilnya.
“maaf..
nama anda siapa?” petugas disebelah menanyakannya pada orang di sebelah Jae In.
“Song
Ho Min” jawabnya. Jae In menoleh kearah datang suara itu, orang itu yang tadi
Jae In tabrak. ‘ohh.. jadi namanya Ho Min’ pikir Jae In dalam hati sambil
mengangguk-angguk sendiri.
“nona…
nona…. Nonaaaa” petugas perpustakaan itu memanggil Jae In berkali-kali dan akhirnya
lamunannya pudar juga.
“ahh..
maaf”
“siapa
nama anda?”
“ahh
Song… ohh.. maksudku Heo, Heo Jaein” Jae In membawa buku-buku itu dalam
pelukannya dan langsung masuk ke dalam taksi.
“pak,
tolong antarkan saya ke daerah Gangnam yah”
“baik..”
Dan
baru saja ketika ia memutuskan untuk membaca buku yang dipinjamnya,
handphonenya sudah berdering dengan nyaringnya, memecah keheningan taksi. Jae
In merogoh isi tasnya dengan kasar dan akhirnya menemukan handphonenya. Ia
masih sempat menatap layar handphone terlebih dahulu kemudian menekan tombol
hijau.
“halo? Aku sebentar lagi sampai kok, Sunbae~
sabar sedikit”
“ahh
nee.. cepat datang yah tuan putri” orang di seberang sana-sunbaenya-tertawa
terkekeh lalu menekan tombol merah.
Keadaan
di dalam taksi benar-benar hening, paman supir taksi sibuk mengendarai mobilnya
sedangkan Jae In sudah berlarut dalam buku yang dibacanya.
“emm..
kita sudah berada di Gangnam, sekarang kita harus kemana?” suara paman supir
taksi memecah keheningan dan menyadarkan Jae In yang sudah hampir tertidur.
Setelah menunjukkan
jalan berliku-liku menuju tempat tujuan, akhirnya mereka sampai. Jae In segera
keluar dari taksi begitu mendengar handphonenya kembali berdering.
“nona~
hey nona~ anda belum bayar” teriak paman supir taksi itu.
“ahh
iya~” Jae In memukul dahinya lalu berlari kembali ke taksi.
“maaf,
ahjussi2.. saya sedang keburu-buru” ia menjelaskan sambil
menyodorkan uang dan langsung cepat-cepat beranjak pergi.
“nona~
kembaliannya” untuk kedua kalinya Jae In memukul dahinya dan menengok kearah
taksi. “buat ahjussi saja kembaliannya” wajah paman supir taksi itu langsung
berubah sumringah mendengarnya. Jae In sudah tidak peduli lagi dan langsung
melengos dan berlari masuk ke dalam café tempat Lee Howon-sunbaenya-menunggunya.
Jae In memutar-mutar kepalanya
mencari sunbaenya dan akhirnya menemukan ia sedang duduk membelakanginya, ia
berlari kecil.
“sunbae” Jae In menepuk pundak
Howon dari belakang, membuat Howon terlonjak kaget sedikit.
“eo~ wasseo?3”
“sunbae, maaf membuat menunggu
lama” Jae In menarik bangku didepan Howon. “ahh, tidak apa-apa… bagaimana
petualanganmu di perpustakaan?”
“hmm.. aku meminjam beberapa buku” sekarang
semua buku yang dipengang Jae In sudah tergeletak di meja café. “wah~ kau
pinjam lumayan banyak”
“permisi, nona ini mau pesan
sekarang?” seorang pelayan datang ke meja mereka.
“ahh yaa~” Jae In mengambil buku
menu lalu cepat memilih.
“satu coffee latte” pelayan itu
segera beranjak pergi setelah mengulang pesanan.
“ada apa sunbae mengajakku kesini?”
Tanya Jae In sambil sibuk menata bukunya masuk ke dalam tasnya.
“aku mau cerita, ini tentang
pacarku”
“ahh~ tentang pacarmu, ada apa? Apa
ada masalah, sunbae?”
“aku..” perkataan Howon terhenti,
ia gugup. “aku ingin membelikannya hadiah, sebentar lagi..” ucapan Howon
kembali terhenti saat melihat seorang wanita datang menghampiri seorang pria
yang duduk tepat dibelakang mereka.
“ini pesanan anda” pelayan itu
kembali dengan segelas coffee latte. “ahh.. terima kasih” Jae In menengguk
coffee latte-nya sementara Howon masih tidak percaya akan apa yang dilihatnya.
“sunbae.. kenapa kau mau
membelikannya ha…” kini giliran Jae In yang kata-katanya terhenti ketika
melihat sunbaenya ternganga. Ia mengikuti arah pandang Howon dan menemukan
gadis yang familiar.
“ohh!! Itu cewek yang tadi di
perpustakaan” Howon langsung mengalihkan tatapannya.
“sunbae kenal dengannya? Tadi aku
bertemu dengannya di perpustakaan” Jae In terus mengoceh sendiri. “justru
seharusnya aku yang tanya padamu apakah kau mengenalnya”
“kenapa?” Jae In mulai kebingungan.
“dia pacarku, yang baru saja kubicarakan denganmu”
“APAA?” Jae In spontan berteriak
lalu menutup mulutnya. Homin menatap kearah Jae In dan Howon dan matanya
langsung terbelalak saat melihat Howon. Howon menundukkan wajahnya.
“hey~ kenapa kau berteriak begitu?”
“ahh tidak.. tidak apa-apa. Aku
hanya syok saja” Jae In menutup mulutnya dengan kedua tangannya. ‘apakah cewe
itu baru saja menduakan sunbaeku? Cewek itu baru saja bilang kalau dia akan
pergi untuk kencan sehari’ pikirnya dalam hati.
Sekarang cowok dibelakang Jae In
itu sedang menengok kearahnya sambil menyodorkan kartu nama. “permisi.. kalau
anda tertarik” ia menyodorkan kartu namanya ke Jae In. Jae In langsung
cepat-cepat mengambil kartu namanya sebelum ia menjelaskan lebih lanjut.
“kalau anda perlu jasa kencan se-“
Jae In membekap mulut cowok itu secepat kilat begitu mendengar kata kencan.
Howon kebingungan melihat kejadian ini.
“kencan apa?” Tanya Howon pada
cowok itu, Homin cepat-cepat menarik tangan cowok itu dan menggeleng-geleng.
Howon sudah tidak tahan melihat semua ini, ia menghampiri Homin lalu menarik
cewek itu keluar.
“aku sudah jauh-jauh datang ke
Gangnam deminya” gumam Jae In.
“nahh… karena klienku diambil orang
lain bagaimana kalau kau saja yang kencan sehari denganku” cowok itu nyengir
kearah Jae In yang sudah termangu.
“sudah baca kartu namaku?” cowok
itu tanpa tanya-tanya langsung duduk didepan Jae In. Jae In membaca tulisan di
kartu namanya.
“namaku Lee Sungkyu, berulang tahun
tanggal 23 April. Berita yang lainnya rahasia, aku hanya akan memberitahunya
kepada pacarku yang sebenarnya” Sungkyu tertawa garing karena Jae In bahkan
tidak tersenyum sedikitpun.
“hei~ kau tidak asik” Sungkyu menyenderkan
bahunya ke sofa.
“kau lihat cowok yang tadi
bersamaku tidak?”
“lihat…”
“ganteng kan?” Jae In tersenyum
tipis.
“
ganteng apanya..? dia orang yang mengambil klienku” Sungkyu memukul meja pelan.
“hey~ dia itu pacar klienmu itu” Sungkyu kini berubah jadi kaget. “apa? dia
pacarnya?”
“betul!!
dan klienmu itu baru saja bermaksud menduakan sunbaeku”
“hmm…
begini yah masalahnya, tidak semua orang datang kepadaku untuk kencan sehari,
tapi ada beberapa yang datang untuk berkonsultasi tentang cinta, nahh dan
klienku tadi itu sedang berkonsultasi cinta. Tapi orang mengenalku dengan
sebutan kencan sehari” Jae In mendengus.
“kalau
begitu kau harus ubah sebutanmu.. kau membuat orang lain salah paham”
“ehh
tunggu dulu.. sepertinya aku dapat sesuatu. Jadi ceritanya cowok tadi itu
sunbaemu?” Jae In mengangguk. “iya~ sunbae di kampusku, kita satu jurusan”
Sungkyu mengangguk mengerti. “lalu cewek tadi itu pacarnya?” Jae In mengangguk.
“dan kau suka pada sunbaemu?” Jae In mengangguk sekali lagi lalu cepat-cepat menggeleng
begitu sadar.
“ahh~
aku tidak suka pada sunbae” Jae In menggoyang-goyangkan kedua tangannya.
“eyy~
sudah kelihatan kalau kau suka padanya”
“tidak
mungkin, aku hanya kagum padanya” Jae In menghindar. “ayolah~ cerita padaku,
aku bisa memberimu advice” Jae In
menatap Sungkyu ragu. “baiklah! Aku akan berbagi sedikit”
“yahh..
benar aku suka pada sunbae.. ehh tapi tunggu dulu, kenapa aku harus
menceritakan ini padamu?” “aku akan memberikan advice~ advice..” Jae in
menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu lalu melanjutkan ceritanya.
“memang benar aku suka pada sunbae tapi aku tidak boleh menyukainya, dia sudah
punya pacar”
“eyy~
nona~ tidak ada yang terlambat di dunia ini.. selama belum terjadi pernikahan,
kau masih boleh merebutnya” mata Jae In terbelalak mendengarnya. “apa kau gila?
Kau menyuruhku merebutnya? Aku bukan cewek seperti itu..” Sungkyu tertawa geli.
“cinta itu kejam dan tak pandang bulu” Jae In masih menganga tidak percaya.
“kayaknya aku sudah memilih orang yang salah” Jae In pergi meninggalkan Sungkyu
dan tepat saat ia berdiri ia melihat Howon kembali.
“sunbae~”
perasaan dihatinya bercampur antara khawatir, senang, dan sedih.
“kau
sudah mau pulang? Biar kuantar” Howon menarik tangan Jae In namun Sungkyu
menahannya. “apakah kau berencana akan mengambil klienku yang satu ini juga?”
“klien?
Hah..” Howon melepaskan tangan Sungkyu lalu menarik Jae In keluar, meninggalkan
Sungkyu. “intinya hari ini jadwalku kosong” ia mengangkat bahu lalu beranjak
keluar café.
õõõõ
“sunbae
sudah boleh melepasku” Howon baru tersadar kalau ia menggenggam tangan Jae In.
“ahh~ mian4”
“biar
aku pulang naik taksi saja, aku bisa kok” kata Jae In. “aku bawa mobil hari
ini” Jae In baru akan bilang iya saat Homin keluar dari mobil dan menghampiri
mereka.
“oppa5~
lama sekali”
“sunbae,
antar saja pacar sunbae.. tidak usah mengkhawatirkanku” Jae In menepuk pundak
Howon lalu pergi meninggalkan mereka “tunggu~ Heo Jae In” suara Howon mengecil
saat melihat Sungkyu menyusulnya.
“hei!
Tunggu~“ Sungkyu berlari mengejar Jae In. “wahh~ klienku yang ini pasti lagi
patah hati” Sungkyu tertawa geli melihat wajah Jae In yang lagi down itu. “berisik!! Jangan ikuti aku”
Jae In menjauh dari Sungkyu tapi dengan mudahnya Sungkyu mengejar Jae In.
“karena
kau sedang patah hati.. aku akan menawarkan special
offer, bagaimana dengan menikmati kencan sehari denganku gratis” Sungkyu
merangkul Jae In.
Howon
memandang mereka dari jauh, ia tidak ingin melihat semua itu tapi badannya
tidak bisa mengikuti keinginannya ‘ada apa denganku?! Dia hanyalah hobae6ku..
aku tidak mungkin menyukainya kan?’ pikirnya dalam hati.
“oppa~
ayo! Apa yang kau lakukan” Homin menarik Howon ke mobilnya.
“kenapa
kau mengantarku kesini?” Jae In bingung menatap pintu kaca salon yang ada
dihadapannya. Ia bahkan tidak pernah berfikir untuk datang kesini, tetapi
sekarang pria yang baru saja dikenalnya beberapa jam yang lalu membawanya
kesini.
“kita
akan memperbaiki style rambutmu disini” Jae In langsung mengalihkan
pandangannya ke cowok tinggi disebelahnya itu “tapi.. kenapa.. kenapa..
memangnya aku kenapa sampai harus diperbaiki?!” Sungkyu memegang dagunya, ia
menatap Jae In dari ujung kepala sampai unjung kaki.
“style
rambutmu tidak cocok denganmu.. style fashionmu sih… hmmm lumayan” Sungkyu
ngangguk-nangguk sendiri. “tapi.. uangku tidak sebanyak itu untuk memasuki
salon yang luxury kayak gini” Jae In
membuka dompetnya dan melihat sisa uang yang dimilikinya, Sungkyu mencuri
pandang melihat sisa uangnya. “nahh!!! Itu cukup..” Jae In menatap sungkyu, lemas.
“bisa-bisa aku gak bisa pulang” “tenang~ ini salon langgananku, aku punya kartu
member jadi dapat diskon” Sungkyu menepuk-nepuk Jae In dan memberikan senyum
membunuhnya. Tapi, Jae In masih terpaku menatap sisa uangnya. “tapi ini uang
sakuku untuk bulan ini” Jae In masih menatap uang 70000 won miliknya. “ayo
masuk” Sungkyu tersenyum lalu menarik Jae In masuk.
Jae
In hanya bisa terduduk lemas di kursi salon, sementara Sungkyu sibuk memilih
style rambut yang dirasanya cocok pada Jae In. Sungkyu membolak-balik halaman
majalah di pangkuannya dan akhirnya memilih gaya rambut yang diinginkannya.
“tolong potong rambutnya seperti ini” Sungkyu tersenyum pada hair dresser yang akan memotong rambut
Jae In. Mata Jae In sempat terbelalak ketika melihat ekspresi hair dresser-nya yang merupakan cewek
itu, klepek-klepek melihat senyum Sungkyu ‘aku tidak bisa percaya ini’ pikir
Jae In dalam hati sambil geleng-geleng kepala. “ahh!! Aku juga mau potong
rambut” sambung Sungkyu membuyarkan lamunan sang hair dresser “ohh~ baik tuan” hair
dresser itu langsung melengos dari Jae In dan mengurusi Sungkyu “ahh~ urusi
saja dia dulu” Sungkyu menunjuk Jae In, membuat Jae In menoleh. “ahh~ kau dulu
juga tidak apa-apa” Jae In menolak dengan halus. “tidak apa-apa.. kan kau yang
bayar” Sungkyu kembali mengeluarkan senyuman mautnya, Jae In hanya bisa menelan
ludah dan memasang senyum terpaksa.
Sungkyu
berjalan bolak-balik, ia bosan. Rambutnya sudah dipotong tapi Jae In belum juga
selesai karena rambutnya dikeriting jadi lama. Jae In sendiri rasanya sudah
hampir ketiduran. Sungkyu tiba-tiba berjalan ke meja kasir dan tersenyum
melihat penjaga kasirnya.
“nahh! Sudah selesai..” seru cewek hair dresser itu senang, puas lebih
tepatnya.
“wahh!!” Jae In menatap sosoknya di kaca tidak
percaya. “ini aku kan? Aku gak mimpi kan?” Jae In mencubit pipinya dan ia
meringis sakit. Sungkyu yang melihat dari belakang tersenyum melihatnya. “kau
suka kan? Kau tidak ragu lagi kan mengeluarkan uang saku sebulanmu itu?” Jae In
baru teringat “ahh~ I-ya” Jae In tersenyum paksa. “nahh sekarang ayo bayar..
bayarkan punyaku juga yah” Sungkyu menarik tangan Jae In sambil tersenyum. Jae
In menggaruk-garuk rambutnya ‘matilah aku’ pikirnya.
“berapa semuanya?” Tanya Jae In
ragu, rasanya ia ingin menutup kupingnya. Sungkyu menyodorkan kartu membernya.
“semuanya jadi 82000 won” mata Jae
In terbelalak “de.. delapan puluh dua ribu won?!!” Jae In menatap Sungkyu
“uangku tidak cukup~” Sungkyu hanya tersenyum sambil mengangkat bahu.
1 kakak kelas
2 paman
3 Oh~ Kau sudah datang
4 maaf-informal
5 kakak (panggilan cewek ke cowok yang lebih tua)
6 adik kelas