Saturday, May 19, 2012

[Fanciftion] Infinite Sunggyu 'My Real Story' chapter 2



Main Cast:
-Kim Sunggyu as Kim Sungkyu
-Lee Howon/Hoya as Lee Howon
-You(?) as Heo Jae In :D

Other Cast:
-Kim Myungsoo/L as Kim Myungsoo
-Marcella (temenku :D) as Han Seul
-Nam Woohyun as Nam Woohyun
-Nam Minkyung (bukan siapa-siapa :P) as Nam Minkyung

maaf yah update-nya lama~ abis lagi ga mood sih :D jangan lupa yah tinggalkan comment~ :P
kritik dan saran nya juga diterima! LOL

Happy reading~ ^.^


“semuanya jadi 82000 won” mata Jae In terbelalak “de.. delapan puluh dua ribu won?!!” Jae In menatap Sungkyu “uangku tidak cukup~” Sungkyu hanya tersenyum sambil mengangkat bahu. “uangku sudah terpakai untuk membayar salon” Jae In sudah hampir menangis. “kita gak mungkin harus bekerja disini untuk melunasi uang yang kurang kan?!!” Jae In  masih menatap uangnya. “hei~ uangku sudah terpakai untuk membayar salon” “iya~ aku tahu.. kau tidak perlu mengulanginya terus, lalu bagaimana ini?” suara Jae In mengecil lalu ia menatap Sungkyu. “kau sudah membayarnya?” tanya Jae In ragu. Sungkyu mengangguk-angguk. “serius??” Sungkyu mengangguk lagi. “nahh!! Sekarang ayo kita makan ddokboki7, aku lapar” Sungkyu meninggalkan Jae In yang masih tersenyum senang di depan kasir, Sungkyu akhirnya kembali ke kasir. “hei~ kau sedang apa? Ayo~ memalukan tau” Sungkyu menarik tangan Jae In. “datang kembali~” sahut penjaga kasir.
             Jae In tidak sadar kalau daritadi mereka bergandengan tangan. Sungkyu memandang tangan mereka lalu tersenyum. Ini pertama kalinya hati Sungkyu berdebar ketika menggenggam tangan cewek. Dari sekian banyak cewek yang melakukan kencan sehari dengannya, ia tidak pernah sebaik ini untuk membayarkan biaya salon yang bahkan lebih mahal dari harga jasa kencan seharinya. “bagaimana kalau kita makan disitu?” Sungkyu menunjuk deretan kedai kecil dipinggir jalan. “baiklah” Jae In tersenyum pada Sungkyu. Mereka duduk di satu-satunya meja yang tersisa, ramai sekali, kedai dipenuhi dengan suara orang-orang yang asik mengobrol.
             “ahjumma8~ tolong berikan 2 porsi ddokboki untuk kami” sahut Sungkyu setengah berteriak.
             “nee..” balas ahjumma pemilik kedai itu. “sebotol soju juga!” tambah Jae In. “neee~” ujar ahjumma lagi. “hei~ apa tidak apa-apa kau meminum soju?” ujar Sungkyu khawatir. “ahahaa~ tentu saja tidak apa-apa~ aku sudah 19 tahun, tahun ini” “tapi aku tidak akan membantumu menghabiskannya” “kenapa?” sahut Jae In. “aku tidak minum soju” “tidak masalah!!” balas Jae In yang sekarang saja sudah kelihatan mabuk. Sungkyu masih memandang Jae In khawatir, tapi ia bisa mengerti. Pasti suasana hati Jae In sedang tidak begitu enak karena sunbae yang disukainya itu, jadi Sungkyu memilih untuk diam.

             Jae In berkali-kali menuangkan soju ke gelasnya. “hei~ hei~ hentikan!” Sungkyu menarik gelas Jae In namun Jae In menariknya kembali, dan ia mencibir dengan raut wajah mabuknya. Sungkyu hanya bisa diam dan tersenyum melihatnya. “kau baru saja meminum ½ botol soju tapi sudah mabuk” gumam Sungkyu sambil tertawa kecil. Muka Sungkyu berubah tegas “hei~ setidaknya makan dulu ddokbokimu~ nanti perutmu sakit” Sungkyu menusuk sebatang ddokboki lalu menyuapkannya ke mulut Jae In “aaaaa” Jae In membuka mulutnya, ia benar-benar mabuk! Sungkyu tertawa melihatnya “aigoo aigoo~ anak pintar” Sungkyu mengelus kepala Jae In lembut, Jae In tersenyum mabuk, ia menarik botol soju lagi tapi Sungkyu segera menarik botol soju itu dan menenggaknya hingga habis. “waaa~” Jae In bertepuk tangan kagum melihat Sungkyu meminumnya one-shot. “lihat! Aku sampai harus meminum minuman sialan ini karena kau” Sungkyu kembali bergumam sendiri. “apa kau bilang?” Jae In bertanya dengan nada mabuknya pada Sungkyu yang langsung membuyarkan lamunan Sungkyu dan seketika setelah Jae In selesai mengucapkan perkataannya ia tertidur. Sungkyu mengelus rambut Jae In pelan “kenapa kau mirip sekali dengannya?!! gaya bicaramu, gaya jalanmu, kapasitas minummu.. Nuna, bagaimana kabarmu disana?” Sebutir air mata pun jatuh dari kelopak mata Sungkyu, ia langsung mengusap air matanya dengan kasar. “ahjumma~ bill” ia mengangkat tangannya, kembali dengan suara tegasnya. “nee~” setelah membayar bill-nya, Sungkyu beranjak dari kursinya dan mencoba untuk membangunkan Jae In tapi usahanya nihil, Jae In tidak bergerak sedikitpun. Sungkyu menghela nafas panjang dan menggendong Jae In di punggungnya. Dan tepat saat Sungkyu akan berjalan, Jae In bergumam “sunbae..” Sungkyu melanjutkan langkahnya sambil menatap lurus, nanar. “sunbae..” Jae In kembali bergumam. “sunbae” “sunbae” kali ini ia memanggilnya berkali-kali. “apa?” jawab Sungkyu, yang sebenarnya bukan dirinya yang dipanggil. “sunbae..” “ada apa?” jawab Sungkyu lagi.

       “sunbae..” “aishhh… ada apa sih?” Sungkyu akhirnya geram juga karena Jae In terus memanggil sunbaenya padahal ia yang sedang menggendongnya. “sunbae..” Sungkyu menggerakkan kepalanya ke samping dan ia bisa melihat wajah Jae In yang tertidur di bahunya. “kau tahu kan? Kau pasti tahu kan sunbae?” lanjut Jae In, akhirnya. “tahu apa? Rumahmu? Aku tidak tahu dimana rumahmu.. jadi bagaimana ini, Jae In?” Sungkyu membenarkan posisi Jae In. “kau pasti tahu kan, sunbae.. kalau aku menyukaimu sejak sma dulu.. nappeun nom9” Jae In memukul bahu Sungkyu lumayan kencang dan sukses membuat Sungkyu menyeringai. ‘ini bukan salahku bahkan aku tidak ada hubungannya tapi kenapa jadi aku yang kena pukul?’ batin Sungkyu. Untuk sejenak Jae In terdiam tapi akhirnya ia membuka mulutnya lagi. “sudah lama aku ingin melakukan ini, jangan marah yah sunbae.. maafkan aku, oke?” “apa yang akan kau lakukan seka-” CUP!! Langkah Sungkyu terhenti, lututnya lemas tak berdaya. Bibirnya bersentuhan dengan bibir Jae In karena ia menggerakkan kepalanya ke samping.
Sungkyu memutuskan untuk berhenti sebentar ke super market untuk duduk sebentar, ia mendudukkan Jae In di kursi lalu berjalan ke meja kasir. “permisi, ada minuman buat hangover?” “ada~” Sungkyu membayar minuman itu lalu kembali ke kursinya, berusaha mengguncang tubuh Jae In agar ia terbangun dan sepertinya usaha Sungkyu berhasil, Jae In mendongakkan kepalanya bingung. “aku dimana?” “di supermarket” jawab Sungkyu datar, “ini~ minum ini” tambah Sungkyu. “aah~” Jae In memegang dahinya yang terasa pening, ia heran. “memangnya aku minum berapa botol soju sih?” Tanya Jae In polos sambil menenggak hangover-nya “Cuma ½ botol” jawab Sungkyu datar sebenarnya sih dia menahan tawa. “hahh?” Jae In tidak percaya. “masa sih?” Jae In menggaruk-garuk kepalanya karena malu. “ohh~ aku tidak melakukan hal-hal aneh kan?” “ahh~ itu…” ucapan Sungkyu terhenti ketika ia mengingat kejadian terakhir mereka. “ada apa? Tidak terjadi apa-apa kan?” Jae In mencoba untuk mencari jawaban dari balik mata sipit Sungkyu. “ahh tidak~!! Ahaa.. ahaaha..” Sungkyu tertawa canggung. Jae In masih merasa aneh, ia memforsir otaknya untuk berfikir lebih keras dan akhirnya DANGG!! Ia ingat apa yang ia lakukan. “ooppss~” gumam Jae In sambil memegang bibirnya, pipinya memerah. Sungkyu tahu pasti cewek itu ingat semuanya “ada apa?” ia berpura-pura bodoh. “ahh tidak~ aku pulang yah” seketika, Jae In melesat keluar supermarket sambil menunduk malu. “ahh~ ayo pulang bersama” Sungkyu mengikutinya dari belakang, membuat Jae In mempercepat langkahnya. “ahh~ wae10?” protes Sungkyu lalu mengejar Jae In “sudah malam~ tidak bagus untuk anak gadis berjalan sendirian” Sungkyu mendekati Jae In dan tersenyum maut disebelahnya.
             Mereka menaiki bus, Sungkyu menempelkan kartu bus-nya dan duduk di samping Jae In. Jae In kaget saat Sungkyu memutuskan untuk duduk di sampingnya, ia menggeser posisinya lalu memalingkan wajahnya ke jendela. Dan tak lama mereka turun dari bus mereka.
             “Kau antar sampai sini saja” Jae In memalingkan tubuhnya menghadap Sungkyu setelah turun dari bus.
             “tidak apa-apa.. aku ingin lihat dimana kau tinggal” Jae In hanya bisa mendengus lalu melanjutkan langkahnya. Setelah berjalan kira-kira 1 km, mereka sampai pada sebuah perumahan, tidak begitu mewah tapi termasuk kawasan elite. Jae In melihat mobil Howon yang diparkir di depan rumahnya, mereka berdua tetap berjalan dan akhirnya sampai di depan rumah Jae In. Howon turun dari mobilnya.
             “Jae In~ darimana saja kau sampai semalam ini baru pulang” Howon mendekati Jae In
“gaya rambutmu berubah” Howon ingin mendekati Jae In tapi ia baru tersadar kalau ia datang dengan Sungkyu yang menyusul dari belakang. Howon memandang Sungkyu sinis, tapi ia hanya mencibir saja sambil terus berjalan mendekati Jae In.
             “kau bersama pria ini selama hari ini?” Jae In hanya mengangguk dan menambahkan “memang kenapa sunbae?”


“kau akan mengkhianatiku juga? Tadi pagi pacarku sekarang hobaeku”
“apa maksudmu mengkhianatimu, sunbae? Apa salah kalau aku pergi dengannya?” Jae In sedikit kesal, Sungkyu mengangguk-angguk setuju sambil tersenyum senang.
“sunbae pulanglah.. sudah larut malam”
“tapi...” “pulang~” Sungkyu mendorong Howon untuk masuk ke mobilnya.
“hey~ kau juga!” Sungkyu langsung berhenti mendorong Howon lalu menghadap Jae In.
“heuhh~ jadi.. ini akhir dari kencan sehari kita.. kalau kau ingin mencariku lagi, lihat saja kartu nama yang tadi pagi kuberikan padamu” Sungkyu baru saja akan berjalan pergi saat Jae In menarik ujung bajunya. “terima kasih yah atas semuanya hari ini” Jae In tersenyum pada Sungkyu, Sungkyu membalas dengan senyuman. “hey~ memangnya apa yang kalian berdua lakukan hari ini?” Howon tiba-tiba mengeluarkan kepalanya dari jendela mobilnya. “berisik! Kau pulang sana!! cepat~” seru Sungkyu dan ia menambahkan “aku tidak akan pulang sebelum melihatnya pulang” “baiklah baiklah” Howon akhirnya meninggalkan mereka.

Jae In hampir saja terlambat masuk kuliah gara-gara efek dari soju yang diminumnya semalam, kepalanya sekarang terasa sedikit pusing tapi ia memaksakan dirinya untuk berlari ke kelas. Ia terus berlari walaupun kepalanya pusing dan itu menyebabkan Jae In menabrak seseorang.
‘aduhh.. kenapa aku selalu menabrak orang disaat aku terburu-buru’ batin Jae In.
“hei~!! Heo Jae In” suara yang tidak asing baginya itu memanggil namanya. Ia mendongakkan kepalanya.
“Han Seul!!!” cewek yang dipanggil Han Seul itu pun membantu Jae In berdiri.
“hei~ bagaimana kemarin dengan Lee sunbae?” Tanya Seul antusias, yang ternyata adalah teman baik Jae In dari SD.
“apakah ia mengajakmu berkencan?” Seul menambahkan pertanyaannya karena Jae In hanya terdiam saja.
“tidak sama sekali.. ia malah meninggalkanku” Jae In menundukkan wajahnya, melihat lantai keramik kuliahannya.
“apa? Benarkah? Bukannya sunbae menyukaimu? Kenapa dia meninggalkanmu?”
“apanya?! Dia sudah pu- ahh~” BETS! Tau-tau ada yang menyenggol tubuh mungil Jae In yang membuatnya hampir terjatuh, yak~ orang itu adalah Kim Myungsoo, pacar Seul.
“Seul-ah.. kau kemana saja? Kucari kemana-mana” Myungsoo langsung menggandeng tangan Seul. Myungsoo yang baru tersadar kalau Jae In hampir terjatuh karnanya langsung meminta maaf pada Jae In “mian~” sambil nyengir. Jae In hanya bisa geleng-geleng kepala melihat mereka. ‘aku baru saja patah hati tapi mereka mengumbar cinta mereka di depanku’ piker Jae In dalam hati. Jae In pun memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua yang tengah asik mengobrol berdua.
Jae In duduk di bangku paling belakang, ia membuka tasnya dan mengambil buku-buku yang dipinjamnya kemarin, tiba-tiba sebuah kartu nama terjatuh. Jae In mengambil kartu nama itu dan melihatnya ‘You want to date a boy really badly?! Or do you want to get a love advice from us? Just contact us! Flower Boy One Day Date. Contact Person: 65578XXX’ bacanya dalam hati lalu tersenyum tipis. ‘flower boy apanya’ batin Jae In lalu tersenyum.

õõõõ

“Omma11~ jangan tinggalkan Sungkyu” pinta Sungkyu sambil menangis tersedu-sedu sambil memeluk kaki ibunya.
“jangan peluk kakiku!” ibunya mencoba melepaskan pelukan Sungkyu dari kakinya.
“Omma~” Sungkyu menangis dan memeluk kaki ibunya semakin kencang.
“lepaskan~ hei!! Apa yang kalian lakukan? Cepat tarik dia dari kakiku” para biarawati panti asuhan menarik Sungkyu. Ibunya pergi meninggalkannya dengan mobil begitu saja.
“Ommmaaaaaa~” teriak Sungkyu sambil menangis tersedu-sedu.
             “aku bukan anak haram~ aku bukan, Ommmaaaa~” Sungkyu mencoba mengejar mobil ibunya tapi tentu saja tidak bisa terkejar.
             “OMMMMAAAAAAAAAAAA~” Sungkyu berteriak untuk yang terakhir kalinya sambil terduduk di jalan kompleks panti asuhan. Ia terus menangis.

             Sungkyu terduduk di kasurnya, Wajahnya dipenuhi keringat dan matanya basah karena air mata, ia menangis di dalam tidurnya. Ia mengusap matanya. “Min Kyung nuna~ kuharap kau ada disini denganku sekarang” Sungkyu tertidur lagi di kasurnya, menatap langit-langit kamarnya. Ia menangis. Dan dalam sekejap, ia tertidur lagi.

             Sungkyu menelungkup di lantai, sambil menggigil kedinginan di depan sebuah toko roti. Sungkyu tidak sanggup membeli roti, bahkan hanya mencium aromanya ia sudah puas. Sungkyu kabur dari panti asuhannya. Tiba-tiba seorang cewek remaja keluar dari toko roti itu sambil menggandeng seorang cowok, adiknya.
             “nuna~ lihat pengemis itu” tunjuk adiknya ke Sungkyu. Sungkyu tidak terima dirinya dipanggil pengemis, karena dia memang bukan pengemis. Jadi dia berdiri dari lantai.
             “aku bukan pengemis!” ucap Sungkyu sambil bertolak pinggang.
             “maafkan adikku yah~ woohyun! Ayo minta maaf”
             “maaf~” seketika itu juga mata Sungkyu terpaku pada tentengan yang dibawa oleh remaja itu. Remaja yang melihat pandangan Sungkyu itupun tersenyum melihatnya.
             “kau mau roti ini?” Tanya cewek itu sambil mengambil roti dari dalam tentengannya.
             “ini~” cewek itu menyodorkan sebungkus roti untuk Sungkyu, membuatnya tersenyum sumringah.
             “terima kasih nuna~” Sungkyu membungkukkan badannya 90º. “tidak masalah~ sudah yah! Ayo Woohyun” mereka berdua menjauh dari Sungkyu.
             Sungkyu bingung sekarang apa yang harus dilakukannya. Akhirnya ia mencoba untuk masuk ke dalam toko roti itu. Ia akan mencoba untuk bekerja disana, mencari penghasilan.
             “permisi~ apakah aku boleh bekerja disini?” Sungkyu langsung bertanya pada ahjumma yang menjaga kasir, karena sepertinya ini usaha milik sendiri.
             “kau umur berapa? Lagipula kami tidak ingin menerima pekerja” ucap ahjumma itu.
             “aku bisa kok! Aku sangat suka roti disini, ijinkan aku bekerja disini~”
             “maaf kami tidak menerima pekerja” ulang ahjumma itu lagi.
             “tapi aku benar-benar butuh pekerjaan ini!! Tolong ijinkan aku” mohon Sungkyu sambil menunduk.
             “sudah kubilang tidak yah tidak!!” ucap ahjumma itu ketus.
             “ada apa ini? Rebut sekali” seorang ahjussi keluar dari pintu belakang.
             “anak kecil ini! Dia bilang dia ingin bekerja disini” jelas ahjumma itu.
             “berapa umurmu, heum?” Tanya ahjussi itu sambil berjongkok dihadapan Sungkyu.
             “aa.. aku 14 tahun, tahun ini” jawab Sungkyu tegas.
             “hmm.. apa yang bisa kau lakukan untuk kami?”
             “aku bisa melayani pengunjung, mencuci piring, menjadi kasir” jawab Sungkyu yakin.
             “hmm.. baiklah.. aku akan membiarkanmu bekerja disini tapi gajimu tidak akan begitu besar” jawab ahjussi itu sambil tersenyum.
             “hei!! Apa yang kau lakukan? Jangan biarkan dia bekerja disini” sahut ahjumma.
             “sudahlah! Biarkan saja anak ini bekerja disini, lagipula ia bisa menolong kita mengantarkan pesanan. Ahjumma hanya bisa mencibir.
             “tidak apa-apa~” jawab Sungkyu ceria. “baiklah~ kau boleh mulai training hari ini kalau kau bisa” “aku bisa kapan saja kok~” sahut Sungkyu. “oya~ aku ada satu permintaan” ucap Sungkyu. “apa itu?” Tanya ahjussi padanya.
             “bolehkah aku tinggal disini, ahjussi?”
             “tinggal?!” ulang sang ahjussi.
             “ya~ bisakah aku tinggal disini?” Tanya Sungkyu sekali lagi.

To be Continued...



 makanan korea, kue beras dengan saus gochujang (semacam saus pedas)
 bibi
 bad guy
10  kenapa
11  ibu

2 comments:

  1. pesaran hubungan antara sungkyu sama minkyun itu -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. thx commentnya ^^v
      hmm.. di chapter 3 bakal di ungkap kok :)

      Delete