Main Cast:
-Kim Sunggyu as Kim Sungkyu
-Lee Howon/Hoya as Lee Howon
-You(?) as Heo Jae In :D
Other Cast:
-Kim Myungsoo/L as Kim Myungsoo
-Marcella (temenku :D) as Han Seul
-Nam Woohyun as Nam Woohyun
-Nam Minkyung (bukan siapa-siapa :P) as Nam Minkyung
maaf yah update-nya lama~ abis lagi ga mood sih :D jangan lupa yah tinggalkan comment~ :P
kritik dan saran nya juga diterima! LOL
Happy reading~ ^.^
“semuanya jadi 82000 won” mata Jae In terbelalak “de.. delapan puluh dua ribu won?!!” Jae In menatap Sungkyu “uangku tidak cukup~” Sungkyu hanya tersenyum sambil mengangkat bahu. “uangku sudah terpakai untuk membayar salon” Jae In sudah hampir menangis. “kita gak mungkin harus bekerja disini untuk melunasi uang yang kurang kan?!!” Jae In masih menatap uangnya. “hei~ uangku sudah terpakai untuk membayar salon” “iya~ aku tahu.. kau tidak perlu mengulanginya terus, lalu bagaimana ini?” suara Jae In mengecil lalu ia menatap Sungkyu. “kau sudah membayarnya?” tanya Jae In ragu. Sungkyu mengangguk-angguk. “serius??” Sungkyu mengangguk lagi. “nahh!! Sekarang ayo kita makan ddokboki7, aku lapar” Sungkyu meninggalkan Jae In yang masih tersenyum senang di depan kasir, Sungkyu akhirnya kembali ke kasir. “hei~ kau sedang apa? Ayo~ memalukan tau” Sungkyu menarik tangan Jae In. “datang kembali~” sahut penjaga kasir.
Jae In tidak sadar kalau daritadi
mereka bergandengan tangan. Sungkyu memandang tangan mereka lalu tersenyum. Ini
pertama kalinya hati Sungkyu berdebar ketika menggenggam tangan cewek. Dari
sekian banyak cewek yang melakukan kencan sehari dengannya, ia tidak pernah
sebaik ini untuk membayarkan biaya salon yang bahkan lebih mahal dari harga
jasa kencan seharinya. “bagaimana kalau kita makan disitu?” Sungkyu menunjuk
deretan kedai kecil dipinggir jalan. “baiklah” Jae In tersenyum pada Sungkyu. Mereka
duduk di satu-satunya meja yang tersisa, ramai sekali, kedai dipenuhi dengan
suara orang-orang yang asik mengobrol.
“ahjumma8~ tolong
berikan 2 porsi ddokboki untuk kami” sahut Sungkyu setengah berteriak.
“nee..” balas ahjumma pemilik kedai
itu. “sebotol soju juga!” tambah Jae In. “neee~” ujar ahjumma lagi. “hei~ apa
tidak apa-apa kau meminum soju?” ujar Sungkyu khawatir. “ahahaa~ tentu saja
tidak apa-apa~ aku sudah 19 tahun, tahun ini” “tapi aku tidak akan membantumu
menghabiskannya” “kenapa?” sahut Jae In. “aku tidak minum soju” “tidak
masalah!!” balas Jae In yang sekarang saja sudah kelihatan mabuk. Sungkyu masih
memandang Jae In khawatir, tapi ia bisa mengerti. Pasti suasana hati Jae In
sedang tidak begitu enak karena sunbae yang disukainya itu, jadi Sungkyu
memilih untuk diam.
Jae In berkali-kali menuangkan soju
ke gelasnya. “hei~ hei~ hentikan!” Sungkyu menarik gelas Jae In namun Jae In
menariknya kembali, dan ia mencibir dengan raut wajah mabuknya. Sungkyu hanya
bisa diam dan tersenyum melihatnya. “kau baru saja meminum ½ botol soju tapi
sudah mabuk” gumam Sungkyu sambil tertawa kecil. Muka Sungkyu berubah tegas
“hei~ setidaknya makan dulu ddokbokimu~ nanti perutmu sakit” Sungkyu menusuk
sebatang ddokboki lalu menyuapkannya ke mulut Jae In “aaaaa” Jae In membuka
mulutnya, ia benar-benar mabuk! Sungkyu tertawa melihatnya “aigoo aigoo~ anak
pintar” Sungkyu mengelus kepala Jae In lembut, Jae In tersenyum mabuk, ia
menarik botol soju lagi tapi Sungkyu segera menarik botol soju itu dan menenggaknya
hingga habis. “waaa~” Jae In bertepuk tangan kagum melihat Sungkyu meminumnya
one-shot. “lihat! Aku sampai harus meminum minuman sialan ini karena kau”
Sungkyu kembali bergumam sendiri. “apa kau bilang?” Jae In bertanya dengan nada
mabuknya pada Sungkyu yang langsung membuyarkan lamunan Sungkyu dan seketika
setelah Jae In selesai mengucapkan perkataannya ia tertidur. Sungkyu mengelus
rambut Jae In pelan “kenapa kau mirip sekali dengannya?!! gaya bicaramu, gaya
jalanmu, kapasitas minummu.. Nuna, bagaimana kabarmu disana?” Sebutir air mata
pun jatuh dari kelopak mata Sungkyu, ia langsung mengusap air matanya dengan
kasar. “ahjumma~ bill” ia mengangkat tangannya, kembali dengan suara tegasnya.
“nee~” setelah membayar bill-nya, Sungkyu beranjak dari kursinya dan mencoba
untuk membangunkan Jae In tapi usahanya nihil, Jae In tidak bergerak
sedikitpun. Sungkyu menghela nafas panjang dan menggendong Jae In di
punggungnya. Dan tepat saat Sungkyu akan berjalan, Jae In bergumam “sunbae..”
Sungkyu melanjutkan langkahnya sambil menatap lurus, nanar. “sunbae..” Jae In
kembali bergumam. “sunbae” “sunbae” kali ini ia memanggilnya berkali-kali.
“apa?” jawab Sungkyu, yang sebenarnya bukan dirinya yang dipanggil. “sunbae..”
“ada apa?” jawab Sungkyu lagi.
“sunbae..”
“aishhh… ada apa sih?” Sungkyu akhirnya geram juga karena Jae In terus
memanggil sunbaenya padahal ia yang sedang menggendongnya. “sunbae..” Sungkyu menggerakkan
kepalanya ke samping dan ia bisa melihat wajah Jae In yang tertidur di bahunya.
“kau tahu kan? Kau pasti tahu kan sunbae?” lanjut Jae In, akhirnya. “tahu apa?
Rumahmu? Aku tidak tahu dimana rumahmu.. jadi bagaimana ini, Jae In?” Sungkyu
membenarkan posisi Jae In. “kau pasti tahu kan, sunbae.. kalau aku menyukaimu
sejak sma dulu.. nappeun nom9” Jae In memukul bahu Sungkyu lumayan
kencang dan sukses membuat Sungkyu menyeringai. ‘ini bukan salahku bahkan aku
tidak ada hubungannya tapi kenapa jadi aku yang kena pukul?’ batin Sungkyu.
Untuk sejenak Jae In terdiam tapi akhirnya ia membuka mulutnya lagi. “sudah
lama aku ingin melakukan ini, jangan marah yah sunbae.. maafkan aku, oke?” “apa
yang akan kau lakukan seka-” CUP!! Langkah Sungkyu terhenti, lututnya lemas tak
berdaya. Bibirnya bersentuhan dengan bibir Jae In karena ia menggerakkan
kepalanya ke samping.
Sungkyu
memutuskan untuk berhenti sebentar ke super market untuk duduk sebentar, ia
mendudukkan Jae In di kursi lalu berjalan ke meja kasir. “permisi, ada minuman
buat hangover?” “ada~” Sungkyu membayar minuman itu lalu kembali ke kursinya,
berusaha mengguncang tubuh Jae In agar ia terbangun dan sepertinya usaha
Sungkyu berhasil, Jae In mendongakkan kepalanya bingung. “aku dimana?” “di
supermarket” jawab Sungkyu datar, “ini~ minum ini” tambah Sungkyu. “aah~” Jae
In memegang dahinya yang terasa pening, ia heran. “memangnya aku minum berapa
botol soju sih?” Tanya Jae In polos sambil menenggak hangover-nya “Cuma ½
botol” jawab Sungkyu datar sebenarnya sih dia menahan tawa. “hahh?” Jae In
tidak percaya. “masa sih?” Jae In menggaruk-garuk kepalanya karena malu. “ohh~
aku tidak melakukan hal-hal aneh kan?” “ahh~ itu…” ucapan Sungkyu terhenti
ketika ia mengingat kejadian terakhir mereka. “ada apa? Tidak terjadi apa-apa
kan?” Jae In mencoba untuk mencari jawaban dari balik mata sipit Sungkyu. “ahh
tidak~!! Ahaa.. ahaaha..” Sungkyu tertawa canggung. Jae In masih merasa aneh,
ia memforsir otaknya untuk berfikir lebih keras dan akhirnya DANGG!! Ia ingat
apa yang ia lakukan. “ooppss~” gumam Jae In sambil memegang bibirnya, pipinya
memerah. Sungkyu tahu pasti cewek itu ingat semuanya “ada apa?” ia berpura-pura
bodoh. “ahh tidak~ aku pulang yah” seketika, Jae In melesat keluar supermarket
sambil menunduk malu. “ahh~ ayo pulang bersama” Sungkyu mengikutinya dari
belakang, membuat Jae In mempercepat langkahnya. “ahh~ wae10?”
protes Sungkyu lalu mengejar Jae In “sudah malam~ tidak bagus untuk anak gadis
berjalan sendirian” Sungkyu mendekati Jae In dan tersenyum maut disebelahnya.
Mereka menaiki bus, Sungkyu
menempelkan kartu bus-nya dan duduk di samping Jae In. Jae In kaget saat
Sungkyu memutuskan untuk duduk di sampingnya, ia menggeser posisinya lalu
memalingkan wajahnya ke jendela. Dan tak lama mereka turun dari bus mereka.
“Kau antar sampai sini saja” Jae In
memalingkan tubuhnya menghadap Sungkyu setelah turun dari bus.
“tidak apa-apa.. aku ingin lihat
dimana kau tinggal” Jae In hanya bisa mendengus lalu melanjutkan langkahnya.
Setelah berjalan kira-kira 1 km, mereka sampai pada sebuah perumahan, tidak
begitu mewah tapi termasuk kawasan elite. Jae In melihat mobil Howon yang
diparkir di depan rumahnya, mereka berdua tetap berjalan dan akhirnya sampai di
depan rumah Jae In. Howon turun dari mobilnya.
“Jae In~ darimana saja kau sampai
semalam ini baru pulang” Howon mendekati Jae In
“gaya
rambutmu berubah” Howon ingin mendekati Jae In tapi ia baru tersadar kalau ia
datang dengan Sungkyu yang menyusul dari belakang. Howon memandang Sungkyu
sinis, tapi ia hanya mencibir saja sambil terus berjalan mendekati Jae In.
“kau bersama pria ini selama hari
ini?” Jae In hanya mengangguk dan menambahkan “memang kenapa sunbae?”
“kau
akan mengkhianatiku juga? Tadi pagi pacarku sekarang hobaeku”
“apa
maksudmu mengkhianatimu, sunbae? Apa salah kalau aku pergi dengannya?” Jae In
sedikit kesal, Sungkyu mengangguk-angguk setuju sambil tersenyum senang.
“sunbae
pulanglah.. sudah larut malam”
“tapi...”
“pulang~” Sungkyu mendorong Howon untuk masuk ke mobilnya.
“hey~
kau juga!” Sungkyu langsung berhenti mendorong Howon lalu menghadap Jae In.
“heuhh~
jadi.. ini akhir dari kencan sehari kita.. kalau kau ingin mencariku lagi,
lihat saja kartu nama yang tadi pagi kuberikan padamu” Sungkyu baru saja akan
berjalan pergi saat Jae In menarik ujung bajunya. “terima kasih yah atas
semuanya hari ini” Jae In tersenyum pada Sungkyu, Sungkyu membalas dengan
senyuman. “hey~ memangnya apa yang kalian berdua lakukan hari ini?” Howon
tiba-tiba mengeluarkan kepalanya dari jendela mobilnya. “berisik! Kau pulang
sana!! cepat~” seru Sungkyu dan ia menambahkan “aku tidak akan pulang sebelum
melihatnya pulang” “baiklah baiklah” Howon akhirnya meninggalkan mereka.
Jae
In hampir saja terlambat masuk kuliah gara-gara efek dari soju yang diminumnya
semalam, kepalanya sekarang terasa sedikit pusing tapi ia memaksakan dirinya
untuk berlari ke kelas. Ia terus berlari walaupun kepalanya pusing dan itu
menyebabkan Jae In menabrak seseorang.
‘aduhh..
kenapa aku selalu menabrak orang disaat aku terburu-buru’ batin Jae In.
“hei~!!
Heo Jae In” suara yang tidak asing baginya itu memanggil namanya. Ia
mendongakkan kepalanya.
“Han
Seul!!!” cewek yang dipanggil Han Seul itu pun membantu Jae In berdiri.
“hei~
bagaimana kemarin dengan Lee sunbae?” Tanya Seul antusias, yang ternyata adalah
teman baik Jae In dari SD.
“apakah
ia mengajakmu berkencan?” Seul menambahkan pertanyaannya karena Jae In hanya
terdiam saja.
“tidak
sama sekali.. ia malah meninggalkanku” Jae In menundukkan wajahnya, melihat
lantai keramik kuliahannya.
“apa?
Benarkah? Bukannya sunbae menyukaimu? Kenapa dia meninggalkanmu?”
“apanya?!
Dia sudah pu- ahh~” BETS! Tau-tau ada yang menyenggol tubuh mungil Jae In yang
membuatnya hampir terjatuh, yak~ orang itu adalah Kim Myungsoo, pacar Seul.
“Seul-ah..
kau kemana saja? Kucari kemana-mana” Myungsoo langsung menggandeng tangan Seul.
Myungsoo yang baru tersadar kalau Jae In hampir terjatuh karnanya langsung
meminta maaf pada Jae In “mian~” sambil nyengir. Jae In hanya bisa
geleng-geleng kepala melihat mereka. ‘aku baru saja patah hati tapi mereka
mengumbar cinta mereka di depanku’ piker Jae In dalam hati. Jae In pun
memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua yang tengah asik mengobrol berdua.
Jae
In duduk di bangku paling belakang, ia membuka tasnya dan mengambil buku-buku
yang dipinjamnya kemarin, tiba-tiba sebuah kartu nama terjatuh. Jae In
mengambil kartu nama itu dan melihatnya ‘You want to date a boy really badly?!
Or do you want to get a love advice from us? Just contact us! Flower Boy One
Day Date. Contact Person: 65578XXX’ bacanya dalam hati lalu tersenyum tipis. ‘flower
boy apanya’ batin Jae In lalu tersenyum.
õõõõ
“Omma11~
jangan tinggalkan Sungkyu” pinta Sungkyu sambil menangis tersedu-sedu sambil
memeluk kaki ibunya.
“jangan
peluk kakiku!” ibunya mencoba melepaskan pelukan Sungkyu dari kakinya.
“Omma~”
Sungkyu menangis dan memeluk kaki ibunya semakin kencang.
“lepaskan~
hei!! Apa yang kalian lakukan? Cepat tarik dia dari kakiku” para biarawati panti asuhan menarik
Sungkyu. Ibunya pergi meninggalkannya dengan mobil begitu saja.
“Ommmaaaaaa~”
teriak Sungkyu sambil menangis tersedu-sedu.
“aku bukan anak haram~ aku bukan,
Ommmaaaa~” Sungkyu mencoba mengejar mobil ibunya tapi tentu saja tidak bisa
terkejar.
“OMMMMAAAAAAAAAAAA~” Sungkyu
berteriak untuk yang terakhir kalinya sambil terduduk di jalan kompleks panti
asuhan. Ia terus menangis.
Sungkyu terduduk di kasurnya,
Wajahnya dipenuhi keringat dan matanya basah karena air mata, ia menangis di
dalam tidurnya. Ia mengusap matanya. “Min Kyung nuna~ kuharap kau ada disini
denganku sekarang” Sungkyu tertidur lagi di kasurnya, menatap langit-langit
kamarnya. Ia menangis. Dan dalam sekejap, ia tertidur lagi.
Sungkyu menelungkup di lantai,
sambil menggigil kedinginan di depan sebuah toko roti. Sungkyu tidak sanggup
membeli roti, bahkan hanya mencium aromanya ia sudah puas. Sungkyu kabur dari
panti asuhannya. Tiba-tiba seorang cewek remaja keluar dari toko roti itu
sambil menggandeng seorang cowok, adiknya.
“nuna~ lihat pengemis itu” tunjuk
adiknya ke Sungkyu. Sungkyu tidak terima dirinya dipanggil pengemis, karena dia
memang bukan pengemis. Jadi dia berdiri dari lantai.
“aku bukan pengemis!” ucap Sungkyu
sambil bertolak pinggang.
“maafkan adikku yah~ woohyun! Ayo minta
maaf”
“maaf~” seketika itu juga mata
Sungkyu terpaku pada tentengan yang dibawa oleh remaja itu. Remaja yang melihat
pandangan Sungkyu itupun tersenyum melihatnya.
“kau mau roti ini?” Tanya cewek itu
sambil mengambil roti dari dalam tentengannya.
“ini~” cewek itu menyodorkan
sebungkus roti untuk Sungkyu, membuatnya tersenyum sumringah.
“terima kasih nuna~” Sungkyu
membungkukkan badannya 90º. “tidak masalah~ sudah yah! Ayo Woohyun” mereka berdua menjauh dari
Sungkyu.
Sungkyu bingung sekarang apa yang
harus dilakukannya. Akhirnya ia mencoba untuk masuk ke dalam toko roti itu. Ia
akan mencoba untuk bekerja disana, mencari penghasilan.
“permisi~ apakah aku boleh bekerja
disini?” Sungkyu langsung bertanya pada ahjumma yang menjaga kasir, karena
sepertinya ini usaha milik sendiri.
“kau umur berapa? Lagipula kami
tidak ingin menerima pekerja” ucap ahjumma itu.
“aku bisa kok! Aku sangat suka roti
disini, ijinkan aku bekerja disini~”
“maaf kami tidak menerima pekerja”
ulang ahjumma itu lagi.
“tapi aku benar-benar butuh
pekerjaan ini!! Tolong ijinkan aku” mohon Sungkyu sambil menunduk.
“sudah kubilang tidak yah tidak!!”
ucap ahjumma itu ketus.
“ada apa ini? Rebut sekali” seorang
ahjussi keluar dari pintu belakang.
“anak kecil ini! Dia bilang dia
ingin bekerja disini” jelas ahjumma itu.
“berapa umurmu, heum?” Tanya ahjussi
itu sambil berjongkok dihadapan Sungkyu.
“aa.. aku 14 tahun, tahun ini”
jawab Sungkyu tegas.
“hmm.. apa yang bisa kau lakukan
untuk kami?”
“aku bisa melayani pengunjung,
mencuci piring, menjadi kasir” jawab Sungkyu yakin.
“hmm.. baiklah.. aku akan
membiarkanmu bekerja disini tapi gajimu tidak akan begitu besar” jawab ahjussi
itu sambil tersenyum.
“hei!! Apa yang kau lakukan? Jangan
biarkan dia bekerja disini” sahut ahjumma.
“sudahlah! Biarkan saja anak ini
bekerja disini, lagipula ia bisa menolong kita mengantarkan pesanan. Ahjumma hanya
bisa mencibir.
“tidak apa-apa~” jawab Sungkyu
ceria. “baiklah~ kau boleh mulai training hari ini kalau kau bisa” “aku bisa
kapan saja kok~” sahut Sungkyu. “oya~ aku ada satu permintaan” ucap Sungkyu. “apa
itu?” Tanya ahjussi padanya.
“bolehkah aku tinggal disini,
ahjussi?”
“tinggal?!” ulang sang ahjussi.
“ya~ bisakah aku tinggal disini?” Tanya
Sungkyu sekali lagi.
To be Continued...
7 makanan korea, kue beras dengan saus gochujang (semacam saus pedas)
8 bibi
9 bad guy
10 kenapa
11 ibu
pesaran hubungan antara sungkyu sama minkyun itu -_-
ReplyDeletethx commentnya ^^v
Deletehmm.. di chapter 3 bakal di ungkap kok :)