Wednesday, June 6, 2012

[Fanciftion] Infinite Sunggyu 'My Real Story' chapter 3

maaf yah update-nya lama~ abis lagi ga mood sih :D jangan lupa yah tinggalkan comment~ :P
kritik dan saran nya juga diterima! LOL



Main Cast:
-Kim Sunggyu as Kim Sungkyu
-Lee Howon/Hoya as Lee Howon
-You(?) as Heo Jae In :D

Other Cast:
-Kim Myungsoo/L as Kim Myungsoo
-Marcella (temenku :D) as Han Seul
-Nam Woohyun as Nam Woohyun
-Nam Minkyung (bukan siapa-siapa :P) as Nam Minkyung

Disclaimer: I dont own Infinite member, the story character and plot is own and made originally by me. I dont own the pictures, I just edited it.

Happy reading~ ^.^


"oya~ aku ada satu permintaan” ucap Sungkyu. “apa itu?” Tanya ahjussi padanya.
             “bolehkah aku tinggal disini, ahjussi?”
             “tinggal?!” ulang sang ahjussi.
             “ya~ bisakah aku tinggal disini?” Tanya Sungkyu sekali lagi. Ahjussi terlihat ragu.
             “hmm… sebenarnya kami ada gudang kosong” mata Sungkyu langsung berbinar-binar. “benarkah?” tanyanya riang. “tapi gudang itu sangat kotor” balas ahjussi. Ahjussi piker ekspresi Sungkyu akan down tapi ternyata masih senang. “tidak masalah kok!! Nanti kubereskan” jawab Sungkyu gembira. Ahjussi itu tersenyum “baiklah~ kau bisa memakainya” lalu ahjussi menuntun Sungkyu ke gudang yang dibahas-bahas itu. Sungkyu mengangguk lalu membuka pintunya perlahan. Ia terlihat terkejut untuk sementara tapi raut wajahnya langsung berubah tersenyum. “ahjussi~ bolehkah aku pinjam sapu dan pel?” Sungkyu mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya, peace. “tentu saja boleh.. ambil saja disana” ahjussi menunjuk benda yang dimaksud. “ahh~ neomu gamsahamnida, ahjussi12” Sungkyu membungkuk pada ahjussi, ahjussi hanya mengangguk, menepuk bahunya lalu pergi. Sungkyu akhirnya membersihkan gudang kosong itu dan setelah selesai, ia keluar untuk menjalankan trainingnya. Ia melakukan semuanya dengan sangat baik, ahjussi sangat senang padanya, bahkan ahjumma sudah menerimanya.

             ‘hari ini cerah sekali’ pikir Sungkyu, ia tengah berdiri di sebelah pintu masuk, siap menyambut setiap pembeli yang datang.
             Sungkyu terkejut dan juga senang saat melihat anak remaja yang waktu itu datang lagi ke toko roti itu. Ia membukakan pintu untuknya dan adiknya, woohyun.
             “ohh~ kau anak yang waktu itu” remaja itu masih ingat dengan Sungkyu, Sungkyu sangat senang. “nee~” balas Sungkyu sambil tersenyum. “kau bekerja disini?” Tanya remaja itu pada Sungkyu, Sungkyu mengantarkannya pada salah satu tempat duduk yang masih kosong. “nee~ untuk mencari penghasilan” Sungkyu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu. “ahh~ mau duduk bersama kami?” Tanya remaja itu ramah. Sungkyu celingak-celinguk untuk melihat apakah toko sedang sepi ataukah ramai lalu ia memutuskan “boleh.. tapi tidak bisa lama-lama” balas Sungkyu lalu duduk di hadapan remaja itu dan Woohyun. “kau tidak sekolah?” remaja itu berbicara sambil melihat buku menu. “tidak.. dulu aku mendapatkan pelajaran dari pantu asuhan yang kutempati, tapi aku lari darisana” Sungkyu menundukkan wajahnya, malu. “emm.. kita belum berkenalan yah” remaja itu berusaha untuk mengalihkan pembicaraan. “namaku Nam Min Kyung dan ini adikku Nam Woo Hyun” “ahh~ aku Kim Sungkyu” “oia~ berapa umurmu? Kau kelihatannya seumur dengan adikku” sahut Minkyung sambil melirik adiknya. “aku 14 tahun” “ohh!! Benar kan!! Sama~” Sungkyu tersenyum pada Woohyun yang juga balas tersenyum.

             Matahari pagi menerobos masuk melalui celah-celah korden kamar Sungkyu. Ia membuka mata sipitnya perlahan, ia melihat jam. Lalu berdiri lunglai, berjalan ke meja makannya dan duduk disana. “hey~ sudah bangun? Pagi ini kita harus survei ke bakery” Woohyun datang sambil meneguk segelas susu dan menepuk pundak Sungkyu, Sungkyu mengucek matanya pelan. “ahh~ kau saja yah” Sungkyu akhirnya berdiri dan berjalan ke kamarnya, mencoba untuk tidur lagi tapi Woohyun menarik bajunya “eitts~ tidak ada! Kau harus ikut.. gimana sih? Yang punya toko itu kan kamu” Woohyun mendorong Sungkyu masuk ke kamar mandi. “sana~ cepat mandi” dengan setengah sadar, ia menyalakan shower “aaa~ dingin” teriak Sungkyu saat terkena air. Woohyun tersenyum melihat tingkah temannya yang seenaknya itu, dia sudah terbiasa dengan itu. Bagaimana tidak? Sudah 6 tahun mereka tinggal bersama.
            
õõõõ

Jae In berjalan menyusuri jalanan kota Seoul, bunga-bunga berjatuhan, musim semi telah datang. Jae In membuka tangannya, bunga-bunga berjatuhan di tangannya, ia tersenyum tipis.
             Dari kejauhan sudah terlihat halte bus yang mulai dipenuhi oleh orang-orang itu, Jae In menghampirinya dan berdiri diantara kerumunan orang-orang itu. Tetapi tiba-tiba saja perutnya berbunyi ‘ehh~ ada apa ini?” Jae In melirik jam tangannya “ahh~ sudah jam 1 siang” gumamnya. Ia melirik sekitar untuk melihat adakah toko yang menjual makanan dan matanya tertuju pada toko roti yang terletak tidak jauh di seberang halte, ia tersenyum tipis lalu menunggu lampu penyeberangan berubah hijau, ia menyeberang jalan dan sampai pada toko roti itu, dari kejauhan sudah tercium wangi roti yang khas membuat perutnya semakin lapar, Jae In segera mendorong pintu kacanya dan seorang pegawai menyambutnya dan megantarnya ke tempat duduknya. Jae In melihat buku menu dengan seksama. Ini benar-benar toko khusus roti dan kue bahkan buku menunya dipenuhi berbagai macam jenis roti mulai dari roti isi biasa sampai roti prata dari India. Setelah memutuskan pesanannya, Jae In memanggil pelayan tetapi suasana bakery sedang sangat ramai jadi hampir tidak ada yang melihat Jae In.
             Sunggyu keluar dari dapur dan melihat ada seorang pelanggan yang daritadi mengangkat tangannya tapi tidak ada yang menghiraukan “hei~ woohyun.. kau lanjutkan dulu, aku akan melayani pelanggan” pesan Sungkyu sambil menepuk pundak Woohyun dan meninggalkannya. Sungkyu berjalan mendekatinya dan ia baru sadar kalau pelanggan itu adalah Jae In, langkah kakinya sempat terhenti tapi dengan senang Sungkyu menghampirinya. “mau pesan apa nona Heo?” Tanya Sungkyu ketika ia sampai di tempat duduk Jae In. Jae In kelihatan kaget “ahh~ Sungkyu sshi13” Sungkyu tersenyum dan duduk di depannya. “kebetulan sekali bisa bertemu lagi disini” Jae In mendengus mendengar perkataan Sungkyu. “jangan begitu, kau sangat beruntung bertemu denganku disini tau.. kau mau pesan apa?” Tanya Sungkyu. “ada apa? Kau mau mentraktirku lagi? Kali ini aku saja yang mentraktirmu.. aku sudah cukup berhutang budi padamu” “ahh? Kau yakin? Roti disini lumayan mahal-mahal lohh” Sungkyu langsung merebut buku menu dan memilih satu. Sungkyu mengangkat tangannya dan semua pegawai langsung mengalihkan pandangan ke Sungkyu “ada apa boss?” sahut seorang pegawai pria yang segera menghampirinya. Sungkyu menepuk pelan kaki pelayan itu “ahh~ boss apanya? Ahahaa” tawa Sungkyu garing, Jae In mencium sesuatu yang mencurigakan. “kami mau pesan ini dan ini” ‘sial! Dia pesan yang paling mahal’ batin Jae In. ‘kenapa pesanan kami datang paling cepat?’ pikir Jae In kebingungan, semuanya terasa aneh tapi ia sangat menikmati roti croissant coklat dan segelas teh hangat miliknya. “heii boss!! Tadi bilangnya ingin melayani pelanggan tapi sekarang malah menikmati makanan bakery sendiri” Woohyun tiba-tiba saja datang dan membuat Sungkyu kaget. Sungkyu sudah hampir meledak karena Woohyun membuka semua rahasianya. “YAA14!!” Sungkyu memukul pinggang Woohyun dan sukses membuatnya kebingungan, Sungkyu langsung beranjak dari tempat duduknya, meninggalkan Jae In yang sekarang sudah menemukan titik terangnya. ‘ahh~ benar kan! Memang ada yang aneh, ternyata dia pemilik tempat ini’ angguk Jae In mengerti. ‘ehh~ berarti dia punya dua pekerjaan dong?’ pikir Jae In dalam hati. Ia melanjutkan makannya tanpa beban dan beberapa kali tersenyum, ‘rotinya sangat enak’ gumamnya. Sungkyu yang melihat dari kejauhan tersenyum dan melanjutkan tugasnya.
             Jae In kembali mengangkat tangannya, kali ini ada yang meladeninya karena bakery sudah mulai menyepi. “ada yang bisa kami bantu?” “tolong bill-nya” Jae In tersenyum pada pelayan perempuan itu. Pelayan itupun pergi ke meja kasir, berbincang kecil lalu kembali ke meja Jae In. “Nona, bill-nya sudah dibayarkan oleh boss kami” Jae In yang sedang minum hampir tersedak mendengarnya. “lagi?” pikir Jae In yang ternyata pikirannya terucap. “bolehkah aku bertemu dengan boss kalian?” “tunggu sebentar, biar kami tanyakan dulu”
             “biar kami antar” jawab pelayan itu ketika kembali lalu mengantarkan Jae In ke kantornya.
“Woohyun~ bisakah kau keluar sebentar” cengir Sungkyu ke teman baiknya itu, Woohyun mencibir lalu keluar dari kantornya, ia bertemu muka dengan Jae In lalu tersenyum padanya. Jae In bingung apakah harus dibalas tapi akhirnya ia tersenyum juga.
             “ada apa mencariku?” Sungkyu berlagak serius padahal ia sedang menahan tawanya.
 “kau ternyata pemilik tempat ini yah” Jae In memicingkan matanya pada Sungkyu.
             “hmm… aku kan perlu biaya untuk penghidupan, kalau aku Cuma berpegang pada jasa kencan sehari, makan apa aku?” Sungkyu tertawa. “tapi kau tidak perlu membayarkan ini juga untukku” Jae In menatap Sungkyu, membuat hati Sungkyu bergetar, ia memalingkan wajahnya. “tidak masalah.. aku tulus kok membayarkannya” “akhirnya aku mengerti kenapa tadi kau bilang aku beruntung bertemu denganmu disini” Jae In tertawa membuat Sungkyu kembali memalingkan wajahnya ke Jae In dan tersenyum. Jam dinding dibelakang meja Sungkyu berbunyi membuat Jae In mencar-cari sumber suara tersebut dan menemukan jam sudah menunjukkan angka 2. “ahh~ sudah jam 2?! Aku harus berangkat” Jae In segera beranjak dari tempat duduknya dan baru akan berjalan saat Sungkyu menahan tangannya. “mau kemana?” Tanya Sungkyu. “kuliah” jawab Jae In. “kuantar” Sungkyu menarik tangan Jae In dan membawanya ke mobil.

             “terima kasih, sudah sangat baik padaku hari ini” ucap Jae In saat hendak turun dari mobil Sungkyu.
             “kita akan bertemu lagi kan?” kata-kata itu meluncur dengan sendirinya dari bibir Sungkyu. Jae In kaget mendengarnya. “ahh? Mungkin” Jae In menutup pintu mobil, Sungkyu menurunkan jendela mobilnya. “kalau kau butuh aku, telpon aku” “nee~ ayo cepat pergi” Jae In melambaikan tangannya, Sungkyu mengangkat tangannya lalu menjalankan mobilnya meninggalkan Jae In.
             “oppa~” Ho Min menyambar tangan Howon. Howon kaget melihat Homin “kenapa kau ada disini?” Tanya Howon sambil menatap Homin heran. “aku hari ini libur oppa~ jadi aku datang kesini untuk mengantarkan ini” Homin mengangkat kotak makan yang telah dibuatnya pada Howon. “wahh~ terima kasih Homin-ahh” Howon mencubit pipi Homin gemas dan langsung mengambil kotak makan itu. Homin tau, Howon sangat suka dengan kotak bekal. Howon berjalan bergandengan dengan Homin saat ia melihat Jae In yang sedang berbicara dengan Sungkyu. Ia berhenti berjalan ‘HA! Pria kencan sehari itu!! Mau apa lagi dia pada Jae In?!’ gumam Howon. “ada apa oppa?” Tanya Homin heran sambil mengikuti arah pandang Howon. ‘ahh ada apa denganku?! ohh tidak-tidak.. aku tidak mungkin menyukainya’ batin Howon sambil memalingkan wajahnya ke Homin, ‘ya.. aku hanya suka Homin seorang’ batin Howon lagi sambil tersenyum pada Homin dan berjalan lagi.
             “Heo Jae In~” teriak Seul sambil berlari mendekati Jae In yang baru saja sampai di lorong. “ada apa, Seul?” Tanya Jae In bingung. “kau tahu? Myungsoo jadi model majalah kampus kita” sahut Seul antusias sambil menunjukkan majalah kampus. “oya? Selamat yah” Jae In melihat majalah itu dan melihat Myungsoo yang sudah berlari dari jauh jadi ia menyingkir sebelum tertubruk lagi. “Seul~ bagaimana? Kau sudah liat?” gandeng Myungsoo pada Seul sambil nyengir senang. “sudah~ kamu ganteng banget, Myung-ahh” “tentu saja~” ‘huuh.. selalu saja berakhir seperti ini’ gumam Jae In lalu berjalan lunglai ke perpustakaan.
             Howon melihat Jae In memasuki perpustakaan, matanya tak beranjak dari Jae In dan Jae In tersadar kalau disana ada sunbaenya dan dirinya dipandangi. “annyeong15 sunbae~” sapa Jae In karena sadar dirinya dipandangi, membuyarkan lamunan Howon. “eo~ annyeong” sapa Howon balik. “tadi kau bertemu cowok kencan sehari itu?” Tanya Howon hati-hati. “eumm.. lebih tepatnya sih diantarkan” ucap Jae In santai, tapi itu membuat Howon kaget. “apa? Kok bisa?” “tadi aku tidak sengaja bertemu dengannya” Jae In memilih untuk duduk disebelah sunbae-nya. “tidak sengaja? Lalu kau mau diantar olehnya?” “eoo~” jawab Jae In santai lagi. “kau mau diantar olehnya tapi tidak mau diantar olehku kemarinnya?” Tanya Howon heran. “sunbae~ kenapa kau jadi seperti ini?” Jae In bingung melihat tingkah aneh sunbaenya. “aku hanya heran saja kenapa kau lebih memilihnya daripada aku, sunbaemu” “apa maksudmu? ini tidak ada hubungannya dengan pilih memilih, sunbae, kau aneh hari ini”

“bukan aku yang aneh tapi kau..” Howon meninggalkan Jae In. “hei~ apakah kau baru saja menolak
sunbae?” seorang gadis tak dikenal mendekati Jae In. “aku tidak menolaknya~ kami hanya membicarakan sesuatu” jelas Jae In. “kalau kau berani menolaknya atau menyakitinya, fansclub sunbae akan beraksi” ancam gadis tak dikenal itu lalu meninggalkan Jae In yang sedang kebingungan. Sunbaenya itu memang sangat populer di kampusnya, tapi Jae In tidak tahu kalau sunbaenya itu bahkan punya fansclub. ‘bagaimana yah kalau mereka tahu kalau dia sudah punya pacar?’ gumam Jae In sambil tertawa dalam hati.

õõõõ

Sudah 4 tahun berlalu dan sejak hari itu, hari dimana Minkyung menemukan Sungkyu bekerja disana, Minkyung sering sekali pergi ke bakery tempat Sungkyu bekerja. “Sungkyu~ aku tahun ini akan lulus kuliah.. kau akan datang untuk menyelamatiku kan?” Sungkyu yang sedang menerima pesanan dari pelanggan itupun hanya menggeleng sambil tersenyum iseng dan terus mencatat pesanan. “ahh~ kau datang kan? Datang kan?” mohon Minkyung yang mengikuti kemana Sungkyu pergi “iyaa~ aku datang.. memangnya kapan upacara kelulusannya?” Sungkyu menatap Minkyung lembut. “minggu depan~ kau datang yah” “apakah Woohyun datang? Bagaimana dengan orangtuamu, noona?” “kau kan tahu orangtuaku sibuk~ Woohyun malah pergi dengan pacarnya terus.. jadi kau datang yah~” “baiklah baiklah.. sekarang noona pulang dulu~ sudah malam dan aku harus bekerja” tawa Sungkyu lalu mendorong noona-nya itu. “baiklah baiklah aku pulang~ tapi kau janji yah untuk datang”

“Sungkyu~ tolong antarkan ini dulu kesini” perintah ahjussi pada Sungkyu. “nee~” Sungkyu dengan tergesa-gesa menggoes sepedanya dan sesekali melirik jam tangannya. ‘gawat~ aku sudah terlalu terlambat’ gumam Sungkyu lalu mempercepat goesannya. Langit perlahan berubah menjadi gelap, Sungkyu dengan tergesa-gesa menggoes sepedanya dan akhirnya sampai pada sekolah yang ditujunya, ia berlari masuk ke dalam gedung dan mencari letak ruang aula tapi apa boleh buat acaranya sudah selesai, ia berjalan masuk ke dalam dengan lunglai dan nafas yang tidak karu-karuan. Ruangan sunyi senyap, lampu yang menyala hanya tinggal lampu panggung berwarna oranye yang menyala redup. Sungkyu melangkah mendekati panggung yang sudah kosong, samar-samar terdengar suara isak tangis seseorang, Sungkyu memutar wajahnya, mencari asal dari suara itu dan ia menemukannya! Minkyung sedang menangis terisak di kursi penonton. Sungkyu mendekatinya.
             “maaf aku sangat terlambat” ucap Sungkyu tanpa memandangnya dan duduk di sebelahnya. Tidak ada jawaban dari Minkyung, ia hanya terus menangis. Sungkyu menoleh kearahnya. “ahh!” Sungkyu mengeluarkan setangkai bunga dari dalam jaket yang dikenakannya.
             “maaf juga karena aku hanya bisa membelikanmu setangkai bunga tulip merah muda ini” ia menyodorkannya ke depan mata Minkyung. Minkyung segera menghapus air matanya, “bunga tulip merah muda” ucapnya. “kau suka kan?” Tanya Sungkyu sambil memandangnya. “suka sekali.. aku sangat suka bunga tulip” ucap Minkyung, tapi air matanya malah menetes semakin deras, “tapi darimana kau tahu aku suka bunga tulip?” Tanya Minkyung, ia berusaha mengatur nafasnya yang mulai tidak karuan. “dari Woohyun.. noona~ jangan menangis lagi..”. Mereka berdua menatap lurus ke panggung. “Tadi aku berdiri disana dengan teman-temanku.. Merasa senang dan bangga karena kami telah lulus kuliah sekarang” Minkyung menunjuk panggung dengan jari telunjuknya, Sungkyu hanya diam menatap panggung. “ketika kami telah dinyatakan lulus, berpuluh-puluh orangtua menaiki panggung dengan bangganya dan memberikan anak-anaknya seikat bunga.. Tapi aku selalu tersingkir ke samping karena orangtuaku tidak pernah datang” Minkyung menangis lagi. “kau tahu apa alasannya aku suka bunga tulip ini?” Tanya Minkyung dengan suaranya yang mulai mengecil karena ia tidak bisa mengatur nafasnya. “tidak..” balas Sungkyu singkat, ia telah menahan air matanya yang sudah mengumpul di pelupuk matanya, teringat akan ibunya yang meninggalkannya, 7 tahun yang lalu. “dulu, waktu aku masih SD, aku ingat sekali, papa mama bersedia datang ke acara kelulusanku.. Aku sangat senang, Karena mungkin itu adalah kali pertama kami bisa begitu dekat dalam setahun itu namun apa yang terjadi.. mereka bahkan tidak mengucapkan selamat atau apapun dan hanya menitipkan seikat bunga pada guruku. Dan bunga itu adalah bunga tulip merah muda ini.. mereka bahkan tidak tahu kalau anaknya alergi bunga” Minkyung menangis semakin deras, nafasnya semakin susah diatur. “kau alergi bunga?” Tanya Sungkyu khawatir. Kepala Minkyung terjatuh di bahu Sungkyu, ia pingsan. “nuna~ nuna.. kau baik-baik saja kan? Bertahanlah” Sungkyu segera merogoh kantongnya untuk mencari ponselnya, ia menekan tombol-tombol di ponselnya secepat kilat. “ha.. halo.. tolong.. ada yang pingsan.. tolong segera datang” Sungkyu segera menutup ponselnya dan menepuk-nepuk Minkyung. “nuna.. kau akan baik-baik saja kan? Kenapa kau tidak bilang daritadi kalau kau alergi bunga?!!” Sungkyu menggendong Minkyung keluar dari gedung sekolah.



To Be Continued…


12
  ahh~ terima kasih banyak, paman
13  panggilan sopan
14   semacam hei
15  Hallo-Informal